Mimpi Besar Merger BUMN Panas Bumi, Erick Thohir: Kalau Bisa Jadi Kekuatan Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berbicara soal peluang konsolidasi atau merger antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero). Meski begitu rencana merger BUMN Panas Bumi itu belum mendapat persetujuan pemerintah hingga saat ini.
Erick Thohir menilai Indonesia memiliki instrumen potensial untuk memaksimalkan pemanfaatan industri energi panas bumi (geothermal). Instrumen yang dimaksud adalah keberadaan ketiga BUMN di sektor energi panas bumi tersebut.
Menurutnya konsolidasi ketiga perusahaan pelat merah itu mampu menggarap potensi geothermal di dalam negeri yang tercatat mencapai 24 Giga Watt (GW). Saat ini pemanfaatannya baru 2 GW saja.
"Geothermal itu ada 24 GW, belum yang namanya air, angin, dan matahari. Tapi kalau bicara matahari dan angin itu tidak konstan. Kita juga perlu sumber yang stabil yaitu Geothermal dan air," ungkap Erick Thohir kepada Wartawan di Jakarta, Senin (27/2/2023).
PGE merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), sedangkan PLN Gas & Geothermal adalah anak usaha PT PLN (Persero). Keduanya berada dibawah pengawasan dan kontrol Kementerian BUMN.
Sementara, Geo Dipa Energi menjadi BUMN yang secara special mission vehicle (SMV) di bawah pembinaan dan pengawasan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Meski belum mendapat persetujuan, Erick mengutarakan mimpi besarnya agar PGE, PLN Gas & Geothermal, serta Geo Dipa Energi bisa digabungkan.
"Ini kan masalahnya kita egosentrik, tapi BUMN tidak egosentrik makanya duluan aja. Kalo bisa konsolidasi ini akan menjadi kekuatan besar, ini yang akan kita dorong," kata dia.
"Setelah dikonsolidasikan kita langsung kerja sama dengan BUMN yang membutuhkan, supaya kita punya green produk. Jadi ketika Eropa bicara green produk, kita tahun ini bisa langsung, kalau mau," lanjut dia.
Erick Thohir menilai Indonesia memiliki instrumen potensial untuk memaksimalkan pemanfaatan industri energi panas bumi (geothermal). Instrumen yang dimaksud adalah keberadaan ketiga BUMN di sektor energi panas bumi tersebut.
Menurutnya konsolidasi ketiga perusahaan pelat merah itu mampu menggarap potensi geothermal di dalam negeri yang tercatat mencapai 24 Giga Watt (GW). Saat ini pemanfaatannya baru 2 GW saja.
"Geothermal itu ada 24 GW, belum yang namanya air, angin, dan matahari. Tapi kalau bicara matahari dan angin itu tidak konstan. Kita juga perlu sumber yang stabil yaitu Geothermal dan air," ungkap Erick Thohir kepada Wartawan di Jakarta, Senin (27/2/2023).
PGE merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), sedangkan PLN Gas & Geothermal adalah anak usaha PT PLN (Persero). Keduanya berada dibawah pengawasan dan kontrol Kementerian BUMN.
Sementara, Geo Dipa Energi menjadi BUMN yang secara special mission vehicle (SMV) di bawah pembinaan dan pengawasan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Meski belum mendapat persetujuan, Erick mengutarakan mimpi besarnya agar PGE, PLN Gas & Geothermal, serta Geo Dipa Energi bisa digabungkan.
"Ini kan masalahnya kita egosentrik, tapi BUMN tidak egosentrik makanya duluan aja. Kalo bisa konsolidasi ini akan menjadi kekuatan besar, ini yang akan kita dorong," kata dia.
"Setelah dikonsolidasikan kita langsung kerja sama dengan BUMN yang membutuhkan, supaya kita punya green produk. Jadi ketika Eropa bicara green produk, kita tahun ini bisa langsung, kalau mau," lanjut dia.
(akr)