Pertambangan Minerba Diprediksi Minus 20% Hingga Tutup Tahun

Kamis, 16 Juli 2020 - 19:09 WIB
loading...
Pertambangan Minerba...
Realisasi produksi batubara hingga Mei 2020 turun 10% dibanding tahun lalu. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ketua Indonesian Mining Institute Irwandy Arif mengatakan, pandemi Covid-19 belum berdampak signifikan terhadap sektor pertambangan. Hampir seluruh kegiatan pertambangan, pengolahan dan pemurnian masih berjalan normal.

Meski begitu, saat ini terjadi penurunan harga komoditas mineral. Bahkan, investasi atau proyek-proyek baru dalam upaya peningkatan efisiensi operasi terhenti.

"Sampai April 2020 produksi dan penjualan mineral dan batubara belum terganggu. Tapi yang kita khawatirkan dari Mei hingga akhir tahun kemungkinan besar penurunan yang akan terjadi minus 20%, baik dari segi produksi maupun dari segi pendapatan. Ini sudah diprediksi secara bersama-sama dengan Kementerian Keuangan," ujarnya di Jakarta, Kamis (16/7/2020). (Baca juga: Akan Digugat ke MK, Asosiasi Pengusaha Batu Bara Dukung Penuh UU Minerba )

Irwandy melanjutkan, pada Januari 2020, pembangunan smelter terhenti yang berakibat pada terhentinya pengiriman peralatan, tenaga kerja, dan pencairan dana bangunan. Selain itu, pada 27 Maret - 5 April 2020 operasi pemurnian Logam Mulia PT Antam di Pulogadung juga terhenti. "Sekarang ini sudah terjadi penurunan harga komoditas mineral kecuali emas. Emas terus mengalami kenaikan harga," imbuhnya.

Dia memaparkan, realisasi produksi batubara hingga Mei 2020 turun 10% dibanding capaian produksi pada periode tahun 2019 sebesar 250,3 juta ton. Penurunan ini disebabkan dampak pandemi Covid-19.

Sementara realisasi produksi emas pada tahun 2018 mencapai 135,25 ton. Namun pada tahun 2019 terjadi penurunan produksi menjadi 109,02 ton. "Sampai Mei 2020, realisasi produksi emas masih 10 ton. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi sampai Desember 2020," paparnya.

Irwandy menuturkan, pembangunan fasilitas pemurnian mineral juga akan tertunda sampai akhir tahun 2022 apabila pandemi Covid-19 berakhir pada pertengahan tahun 2020. Namun jika pandemi Covid-19 berlangsung sampai akhir tahun 2020, maka pembangunan fasilitas pemurnian akan tertunda sampai tahun 2023.

"Jika pandemi selesai pada pertengahan tahun, maka investasi pembangunan fasilitas pemurnian diperkirakan hanya akan terealisasi 50% dari rencana, yaitu sebesar USD1,9 miliar. Tetapi jika pandemi berlanjut sampai akhir tahun, rencana investasi senilai USD3,7 miliar akan bergeser ke tahun 2021," tandasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Smelter PT Ceria Masuk...
Smelter PT Ceria Masuk Tahap Akhir, Produksi Komersial FeNi Ditarget Akhir April
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
MHU dan TNI Sinergi...
MHU dan TNI Sinergi Dorong Keberlanjutan Lahan Pascatambang
Realisasi Roadmap 2045,...
Realisasi Roadmap 2045, BKPM Groundbreaking Proyek Hilirisasi Timah di Batam
Samindo Targetkan Volume...
Samindo Targetkan Volume Batuan Penutup 35 Juta BCM di 2025
Pemerintah Daerah Diminta...
Pemerintah Daerah Diminta Tegas Hadapi Pertambangan Tanpa Izin
10 Perusahaan Tambang...
10 Perusahaan Tambang Raksasa Penggerak Industri Global dengan Pendapatan Rp9.800 Triliun
Wabah HMPV Merebak di...
Wabah HMPV Merebak di China: Akankah Jadi Pandemi Berikutnya setelah Covid-19?
Rekomendasi
KPK Dampingi AKBP Rossa...
KPK Dampingi AKBP Rossa Purbo Bekti Hadapi Gugatan Perdata Agustiani Tio
Samsat Kabupaten Bogor...
Samsat Kabupaten Bogor Membeludak, Warga Menulis Berkas di Lantai
KPK Periksa Djoko Tjandra...
KPK Periksa Djoko Tjandra Terkait Kasus Harun Masiku
Berita Terkini
Punya Modal Kuat Buat...
Punya Modal Kuat Buat Ekspansi, LUCY Siapkan Strategi di 2025
11 menit yang lalu
LPCK Tempatkan Keberlanjutan...
LPCK Tempatkan Keberlanjutan Jadi Pijakan Strategis Dukung Pertumbuhan Bisnis
38 menit yang lalu
Donald Trump Ngamuk,...
Donald Trump Ngamuk, AS Gebuk China dengan Tarif 104%
59 menit yang lalu
Arwana Citramulia Tetap...
Arwana Citramulia Tetap Melaju Kencang dengan Dividen Payout Ratio yang Lebih Besar
2 jam yang lalu
11 Negara yang Paling...
11 Negara yang Paling Terpukul Tarif AS, Ada China hingga Indonesia
2 jam yang lalu
Seusai Lebaran Masyarakat...
Seusai Lebaran Masyarakat Berbondong Investasi Emas di Pegadaian Galeri 24
3 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penduduknya...
10 Negara Penduduknya Paling Bahagia di Dunia Tahun 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved