Rusia Membayar Mahal Perang Ukraina, Defisit Anggaran Bengkak Jadi Rp520,1 Triliun

Selasa, 07 Maret 2023 - 15:04 WIB
loading...
Rusia Membayar Mahal Perang Ukraina, Defisit Anggaran Bengkak Jadi Rp520,1 Triliun
Pengeluaran Moskow meningkat secara drastis untuk membuat defisit anggaran federal Rusia membengkak menjadi 2,58 triliun rubel atau USD34,19 miliar. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Defisit anggaran federal Rusia melebar menjadi 2,58 triliun rubel atau USD34,19 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp520,1 triliun (Kurs Rp15.297 per USD) dalam dua bulan pertama di tahun 2023 karena pengeluaran Moskow meningkat secara drastis. Sementara itu pendapatan turun di tengah merosotnya penjualan minyak dan gas, seperti disampaikan kementerian keuangan pada awal pekan kemarin.

Ekonomi Rusia secara tak terduga tetap tangguh dalam menghadapi sanksi Barat tahun lalu, tetapi kembali ke tingkat pra-konflik mungkin masih jauh. Alasannya karena lebih banyak pengeluaran pemerintah diarahkan ke militer dan pembatasan harga minyak menekan pendapatan ekspor energi Rusia.



Pendapatan minyak dan gas 46,4% lebih rendah pada posisi 947 miliar roubles pada Januari-Februari 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seperti ditunjukkan data awal kementerian keuangan. Selain itu pendapatan anggaran secara keseluruhan untuk periode itu turun 24,8%.

Pengeluaran tercatat lebih tinggi 51,5% dalam dua bulan pertama 2023 yaitu 5,74 triliun roubles. Pada periode yang sama tahun lalu, Rusia mencatatkan surplus 415 miliar roubles.



Kementerian keuangan berhenti menerbitkan data pemenuhan anggaran bulanan tahun lalu. Namun data hari Senin menunjukkan bahwa defisit anggaran bulanan menyempit menjadi 821 miliar roubles pada Februari, turun dari rekor 1,76 triliun roubles pada Januari.

Mengekang defisit dapat meredakan kekhawatiran pasar tentang kebijakan moneter yang lebih ketat. Bank sentral telah memperingatkan bahwa pelebaran lebih lanjut dari defisit anggaran Rusia dapat memaksanya untuk menaikkan suku bunga dari saat ini yang bertengger di level 7,5%.

Bank sentral dijadwalkan bakal menggelar pertemuan untuk menetapkan suku bunga pada 17 Maret.

Moskow mengandalkan pendapatan dari minyak dan gas - tahun lalu yang mencapai sekitar 11,6 triliun rubel - untuk mendanai pengeluaran anggarannya. Lalau mereka telah dipaksa untuk mulai menjual cadangan internasional demi menutupi defisit yang dipengaruhi biaya perang Ukraina.

Rusia sejauh ini telah berhasil mengalihkan ekspor minyak dari Eropa, dengan tujuan utama ke India, China dan Turki, yang mengambil barel dengan harga murah meskipun G7 membatasi harga USD60 pada minyak mentah Rusia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1341 seconds (0.1#10.140)