Indonesia Harus Manfaatkan Banyak Peluang lewat IA-CEPA
loading...
A
A
A
Shinta mengambil contoh industri mebel lokal yang sulit untuk menembus pasar internasional karena keterbatasan teknologi produksi dan biaya logistik yang tinggi. Beberapa negara seperti Australia sudah menerapkan standar teknologi tertentu untuk mebel yang boleh dipasarkan di negaranya.
“Hal ini tentu menjadi kendala bagi produsen usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Di sini HIPMI hadir sebagai penghubung UMKM lokal dengan perusahaan yang bisa membantu memenuhi standar tersebut, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Shinta.
Hal senada juga ditegaskan oleh George Iwan Marantika, Presiden Indonesia-Australia Business Council (IABC). Indonesia dan Australia, menurutnya, masih memiliki banyak potensi dalam pengembangan industri dan perdagangan antar negara. “Di antara ke dua negara, semangat dan kerangka berpikir untuk perdagangannya sudah ada. Tinggal bagaimana sektor swasta mengkapitalisasi hal tersebut, itu yang ingin kami wujudkan,” tutupnya.
“Hal ini tentu menjadi kendala bagi produsen usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Di sini HIPMI hadir sebagai penghubung UMKM lokal dengan perusahaan yang bisa membantu memenuhi standar tersebut, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Shinta.
Hal senada juga ditegaskan oleh George Iwan Marantika, Presiden Indonesia-Australia Business Council (IABC). Indonesia dan Australia, menurutnya, masih memiliki banyak potensi dalam pengembangan industri dan perdagangan antar negara. “Di antara ke dua negara, semangat dan kerangka berpikir untuk perdagangannya sudah ada. Tinggal bagaimana sektor swasta mengkapitalisasi hal tersebut, itu yang ingin kami wujudkan,” tutupnya.
(uka)