Pasar Legendaris Pakaian Bekas di Jakarta Bakal Ditutup Kemendag

Jum'at, 17 Maret 2023 - 16:49 WIB
loading...
Pasar Legendaris Pakaian...
Kemendag akan menutup kios pedagang pakaian bekas impor. Foto/IkhsanPermanaSP/MPI
A A A
JAKARTA - Pasar Senen , di kawasan Jakarta Pusat, adalah surga bagi para pecinta thrifting (membeli pakaian bekas) impor. Bagaimana tidak, Pasar Senen merupakan salah satu pusat penjualan pakaian bekas impor terbesar di Indonesia.



Berbagai merek dagang kenamaan atau branded dapat dengan mudah ditemukan di sini dengan harga yang sangat miring. Kondisi fisik barang juga tergolong masih layak pakai.

Berdasarkan pantauan langsung MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (17/3/2023), toko-toko yang menjual pakaian bekas berada di lantai II Blok III di kawasan Pasar Senen. Saat pertama kali menginjakkan kaki di lantai II, Anda kan disambut dengan teriakan pedagang yang menjajakan dagangan.

"Boleh, boleh, boleh, Rp20-an" teriak salah satu pedagang untuk menarik pembeli.

"Yang beli ecer 3 Rp100.000," sahut pedagang lain.

Hampir semua jenis pakaian bisa ditemukan dari merek terkenal dunia, mulai dari pakaian dalam, baju kaos, celana bahan, celana jeans, baju kemeja hingga jaket. Harga yang ditawarkan pun sangat beragam, mulai dari harga Rp20.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Pasar Senen adalah pasar legendaris di kalangan warga Jakarta dan sekitarnya. Pasar ini sudah berusia ratusan tahun.

Namun, karena dinilai menghancurkan industri tekstil lokal, dan juga dianggap mematikan UMKM, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana membereskan pusat penjualan pakaian bekas impor di Pasar Senen. Sebagai langkah awal, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta jajarannya untuk mengumpulkan data terlebih dahulu agar bisa melakukan penindakan.

"Nah, (kios thrifting) itu harus ditindak. Kasih aja datanya, kan kita perlu bukti untuk menindaklanjuti," ujar Mendag Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (15/3/2023).



Pemerintah memang tengah gencar memberantas thrifting di sejumlah wilayah. Pasalnya, selain menggangu bisnis industri tekstil dan UMKM, aktivitas jual beli pakaian impor bekas itu juga berdampak pada lingkungan karena banyak yang berakhir di tempat sampah.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1893 seconds (0.1#10.140)