Mengintip Pledoi Pedagang dan Pembeli dari Aktivitas Thrifting Impor di Pasar Senen

Sabtu, 18 Maret 2023 - 07:35 WIB
loading...
A A A
"Dulu saya sales obat, karena sales obat lagi sepi kan, jadi jualan baju second 4 tahun, tapi kalau tutup ya terima aja," pungkasnya.

Dari sisi pembeli, banyak yang memilih untuk pakaian bekas impo karena berbagai alasan. Salah satunya, harga baju bekas impor yang terbilang murah.

Murni, salah seorang pembeli, mengatakan, dirinya membeli baju bekas karena dengan harga yang murah bisa dapat kualitas baju yang bagus. "Kualitasnya lebih bagus (baju bekas impor), coba kalau barang lokal juga bagus, orang juga minat," kata Murni kepada MPI.

Saat ditanya apakah Murni hawatir dengan kebersihan pakaian yang ia beli, ia menyebut bahwa dirinya sama sekali tidak merasa khawatir. "Saya sendiri sih enggak takut, perasaan lain juga enggak," ujarnya.

Murni juga menuturkan bahwa dirinya tidak setuju dengan rencana penghentian aktivitas penjualan barang bekas impor yang disampaikan oleh pemerintah, sebab itu merupakan mata pencaharian banyak orang.

"Kan itu mata pencaharian mereka juga dan masyarakat juga mau, jadikan feedbacknya ada," tuturnya.

Senada, pembeli lain bernama Ningsih mengaku tidak setuju dengan rencana penghentian aktivitas belanja barang bekas impor. Sebab menurut ningsih masih banyak masyarakat yang terbantu dengan adanya barang tersebut.

"Ya kurang setuju, kasihan juga mas, itu kan mata pencaharian mereka, terus kita kan rakyat kecil kadang juga ngeliat harga, dapetin kualitas bagus tapi dengan harga murah," pungkasnya.

"Jadi yang namanya impor pakaian bekas itu stop,” tegas Presiden Jokowi, Rabu (15/3/2023).

Sebelumnya, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengungkapkan berdasarkan catatan dari Asosiasi Serat dan Tekstil, sekitar 15-20% pasar dalam negeri tergerus oleh produk pakaian bekas impor.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)