Desakan AS, Reformasi Bank Dunia Buka Peluang Kenaikan Pinjaman hingga Rp740,9 T
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Reformasi World Bank atau Bank Dunia yang sedang berlangsung bisa membuat lembaga internasional di bidang keuangan itu menaikkan pinjaman hingga USD50 miliar atau setara Rp740,9 triliun (Kurs Rp14.818 per USD) selama satu dekade ke depan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat atau AS Janet Yellen kepada AFP menjelang pertemuan para pemangku kepentingan minggu depan.
Dalam pertemuan utama tersebut diharapkan ada perubahan dalam beberapa peraturan. Para gubernur bank sentral, menteri keuangan dan tokoh keuangan lain, dimana lebih dari 180 negara anggota diperkirakan akan berkumpul di ibukota AS untuk pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Topik utama yang menjadi diskusi adalah evolusi Bank Dunia, di tengah dorongan bagi pemberi pinjaman untuk mengubah dan memenuhi tantangan global seperti perubahan iklim. Amerika Serikat seperti diketahui merupakan pemegang saham terbesar Grup Bank Dunia.
"Saya berharap akan ada pembaruan misi bank untuk menambah ketahanan terhadap perubahan iklim, pandemi, dan konflik serta kerapuhan yang menjadi tujuan inti," kata Yellen dalam wawancara dengan AFP, tengah pekan kamerin.
Dia menambahkan, perlu diakui bahwa tantangan-tantangan tersebut tidak bisa dipisahkan karena saling terkait erat. Hal itu diyakini membutuhkan dukungan dari Bank Dunia.
"Kedua, akan ada pengumuman bahwa bank memperluas kapasitas keuangannya untuk memenuhi tujuan ini, dan mengadopsi perubahan atau mendukung perubahan yang dapat menghasilkan tambahan USD50 miliar dalam kapasitas pinjaman tambahan selama dekade berikutnya," kata Yellen.
Langkah ini akan menjadi dorongan sumber daya yang signifikan menandai kenaikan 20% pada tingkatan pinjaman berkelanjutan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD). IBRD merupakan perpanjangan pinjaman berpenghasilan menengah Bank Dunia.
Reformasi
Yellen juga mengatakan, bakal ada pengumuman terkait upaya memperbarui model operasional bank untuk "mengarahkannya ke tujuan yang kami tetapkan."
Di antaranya termasuk menciptakan lebih banyak insentif untuk mobilisasi modal domestik dan swasta. "Kami mencari reformasi tambahan selama sisa tahun ini," kata Yellen.
Pada bulan Maret, Bank Dunia mengajukan rencana evolusi untuk dibahas dengan komite pembangunannya pada 12 April, selama pertemuan musim semi.
Diterangkan juga olehnya bahwa Presiden Bank Dunia, David Malpass telah meletakkan "dasar yang kuat" untuk pekerjaan yang sedang berlangsung. Yellen menambahkan bahwa dia mengharapkan kandidat AS, Ajay Banga terpilih untuk memimpin organisasi dan melanjutkan perombakan.
Banga adalah satu-satunya calon untuk posisi itu setelah Malpass mengumumkan tahun ini bahwa ia akan mengundurkan diri lebih awal.
Harapan
Dalam agenda pertemuan para pembuat kebijakan minggu depan juga membahas dukungan untuk Ukraina yang dilanda perang dan restrukturisasi utang.
"Kami telah melihat beberapa gerakan oleh China untuk berpartisipasi dalam restrukturisasi utang untuk Sri Lanka, yang menjadi sinyal harapan," kata Yellen.
Ketika pertumbuhan global melambat, Bank Dunia sebelumnya memperingatkan bahwa prospek ke depan sangat sulit bagi ekonomi termiskin – yang menghadapi pertumbuhan lamban didorong oleh beban utang yang berat dan pelemahan investasi.
Yellen sebelumnya mengatakan, bahwa China harus bergerak lebih cepat pada beberapa restrukturisasi utang. Diskusi hal ini akan berlanjut minggu depan ketika meja bundar utang negara global yang baru dibentuk berkumpul, katanya kepada AFP.
"Kami melakukan diskusi teknis yang berguna tentang elemen-elemen penting dari restrukturisasi utang. China telah berpartisipasi, dan kita semua terus menekan China untuk perbaikan," katanya.
Washington juga terus mendorong operasi "kerangka kerja bersama" G20 yang lebih cepat dan lebih dapat diprediksi juga untuk restrukturisasi utang.
Mengenai Ukraina, Yellen mengatakan: "Sekali lagi, kami akan bekerja dengan semua sekutu kami untuk mendesak agar Rusia menghentikan kebrutalannya di Ukraina."
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan menekan dukungan ekonomi bersama mitranya di bidang ini.
Dalam pertemuan utama tersebut diharapkan ada perubahan dalam beberapa peraturan. Para gubernur bank sentral, menteri keuangan dan tokoh keuangan lain, dimana lebih dari 180 negara anggota diperkirakan akan berkumpul di ibukota AS untuk pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Topik utama yang menjadi diskusi adalah evolusi Bank Dunia, di tengah dorongan bagi pemberi pinjaman untuk mengubah dan memenuhi tantangan global seperti perubahan iklim. Amerika Serikat seperti diketahui merupakan pemegang saham terbesar Grup Bank Dunia.
"Saya berharap akan ada pembaruan misi bank untuk menambah ketahanan terhadap perubahan iklim, pandemi, dan konflik serta kerapuhan yang menjadi tujuan inti," kata Yellen dalam wawancara dengan AFP, tengah pekan kamerin.
Dia menambahkan, perlu diakui bahwa tantangan-tantangan tersebut tidak bisa dipisahkan karena saling terkait erat. Hal itu diyakini membutuhkan dukungan dari Bank Dunia.
"Kedua, akan ada pengumuman bahwa bank memperluas kapasitas keuangannya untuk memenuhi tujuan ini, dan mengadopsi perubahan atau mendukung perubahan yang dapat menghasilkan tambahan USD50 miliar dalam kapasitas pinjaman tambahan selama dekade berikutnya," kata Yellen.
Langkah ini akan menjadi dorongan sumber daya yang signifikan menandai kenaikan 20% pada tingkatan pinjaman berkelanjutan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD). IBRD merupakan perpanjangan pinjaman berpenghasilan menengah Bank Dunia.
Reformasi
Yellen juga mengatakan, bakal ada pengumuman terkait upaya memperbarui model operasional bank untuk "mengarahkannya ke tujuan yang kami tetapkan."
Di antaranya termasuk menciptakan lebih banyak insentif untuk mobilisasi modal domestik dan swasta. "Kami mencari reformasi tambahan selama sisa tahun ini," kata Yellen.
Pada bulan Maret, Bank Dunia mengajukan rencana evolusi untuk dibahas dengan komite pembangunannya pada 12 April, selama pertemuan musim semi.
Diterangkan juga olehnya bahwa Presiden Bank Dunia, David Malpass telah meletakkan "dasar yang kuat" untuk pekerjaan yang sedang berlangsung. Yellen menambahkan bahwa dia mengharapkan kandidat AS, Ajay Banga terpilih untuk memimpin organisasi dan melanjutkan perombakan.
Banga adalah satu-satunya calon untuk posisi itu setelah Malpass mengumumkan tahun ini bahwa ia akan mengundurkan diri lebih awal.
Harapan
Dalam agenda pertemuan para pembuat kebijakan minggu depan juga membahas dukungan untuk Ukraina yang dilanda perang dan restrukturisasi utang.
"Kami telah melihat beberapa gerakan oleh China untuk berpartisipasi dalam restrukturisasi utang untuk Sri Lanka, yang menjadi sinyal harapan," kata Yellen.
Ketika pertumbuhan global melambat, Bank Dunia sebelumnya memperingatkan bahwa prospek ke depan sangat sulit bagi ekonomi termiskin – yang menghadapi pertumbuhan lamban didorong oleh beban utang yang berat dan pelemahan investasi.
Yellen sebelumnya mengatakan, bahwa China harus bergerak lebih cepat pada beberapa restrukturisasi utang. Diskusi hal ini akan berlanjut minggu depan ketika meja bundar utang negara global yang baru dibentuk berkumpul, katanya kepada AFP.
"Kami melakukan diskusi teknis yang berguna tentang elemen-elemen penting dari restrukturisasi utang. China telah berpartisipasi, dan kita semua terus menekan China untuk perbaikan," katanya.
Washington juga terus mendorong operasi "kerangka kerja bersama" G20 yang lebih cepat dan lebih dapat diprediksi juga untuk restrukturisasi utang.
Mengenai Ukraina, Yellen mengatakan: "Sekali lagi, kami akan bekerja dengan semua sekutu kami untuk mendesak agar Rusia menghentikan kebrutalannya di Ukraina."
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan menekan dukungan ekonomi bersama mitranya di bidang ini.
(akr)