Sambut Musim Laporan Pendapatan, Wall Street Dibuka Tak Kompak

Senin, 17 April 2023 - 23:50 WIB
loading...
Sambut Musim Laporan Pendapatan, Wall Street Dibuka Tak Kompak
Wall Street dibuka bervariasi. Foto/VanityFair
A A A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka tak kompak pada perdagangan Senin (17/4/2023), menyambut musim laporan pendapatan kuartal pertama, terkhusus perusahaan perbankan . Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,10% di 33.921,83, S&P 500 (SPX) dibuka turun sebesar 0,05% ke 4.135,37, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) melemah 0,13%, menjadi 12.107,89.



Sejumlah bank-bank besar akan melaporkan kinerja keuangan mereka sepanjang minggu ini, seperti Goldman Sachs Group Inc (NYSE:GS), Bank of America Corp (NYSE:BAC) dan Morgan Stanley (NYSE:MS). Kinerja keuangan perbankan menjadi salah satu petunjuk bagi investor untuk melihat seberapa kuat fundamental ekonomi AS yang beberapa waktu terakhir diguncang sentimen krisis perbankan.

Dari sisi makro, analis menilai bahwa gejolak inflasi mulai melandai berkat lonjakan suku bunga bank sentral dalam setahun terakhir. Namun, potensi resesi menjadi perhatian kembali, setelah sejumlah data makro menunjukkan perlambatan.

"Pendapatan bank akan sedikit positif, sedangkan bank-bank big caps kemungkinan akan mengejutkan," kata Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Senin (17/4).

Pengamat menilai kinerja keuangan perusahaan konstituen indeks S&P500 bakal melorot 4,8% pada kuartal pertama 2023. Namun, angka ini lebih baik dari perkiraan yang jatuh 5,2%.

Indikator Fedwatch memproyeksikan bank sentral bakal mengerek suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Mei mendatang. Proyeksi ini mendapat dukungan pasar sebanyak 90%, naik dari 78% pada minggu lalu.

Dengan melonjaknya suku bunga The Fed hingga di kisaran 5,00%-5,25%, maka dimungkinkan ekonomi negeri Paman Sam bakal mengalami perlambatan.



Sinyal resesi juga telah mungemuka pada sepekan terakhir saat kurva imbal hasil (yield curve) mengalami posisi inversi alias terbalik, saat return obligasi jangka pendek menjadi lebih tinggi daripada jangka panjang. Ini menandai investor mempercayai risiko perlambatan ekonomi yang terjadi dalam waktu dekat.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1619 seconds (0.1#10.140)