Dorong Kepemimpinan Transisi Energi ASEAN dengan Energi Surya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indosolar Expo 2023 resmi diluncurkan di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023). Pameran terbesar energi surya yang akan digelar pada 24-28 Juli 2023 sebagai momentum untuk menunjukan kepemimpinan Indonesia dalam industri surya.
Dalam mendukung komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission 2060, energi surya tidak dapat dipungkiri akan menjadi “raja listrik” dan penyokong utama dalam transisi energi di Indonesia. Penurunan harga yang signifikan dan juga kemajuan teknologi industri surya tentunya tidak terlepas dari perkembangan dunia dan negara - negara yang berperan di dalamnya.
Krisis energi global juga secara tidak langsung memaksa Indonesia untuk fokus pada ketahanan energi nasional berbasis energi rendah karbon. Selain ketahanan energi domestik dan penguatan pasar dalam negeri, kerjasama strategis di lingkup regional juga memegang peran besar.
Tujuan inilah yang hendak ditekankan Asosiasi Energi Surya Indonesia di serangkaian acara Indosolar Expo 2023 dengan ASEAN Solar Summit dan Indonesia Solar Summit 2023 untuk mewadahi diskusi dan memfasilitasi kolaborasi yang transformatif melalui konsensus yang strategis dalam memperkuat pengembangan energi surya di Indonesia dan lebih luas lagi di ASEAN.
“Pelaksanaan Indosolar diharapkan bisa memperkuat agenda transisi energi yang didorong pemerintah Indonesia sebagai bagian dari Keketuaan ASEAN. Indosolar Expo 2023 diharapkan menjadi suatu tonggak optimisme bahwa energi surya bisa berkembang di Indonesia. Ini adalah momentum strategis dalam 10 tahun sekali untuk menunjukan kepemimpinan Indonesia dalam industri surya di kawasan Indonesia. “ ujar Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia dalam agenda Launching Indosolar Expo 2023, Kamis (4/5/2023).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan dalam melakukan bisnis tidak ada yang pasti dan pasti bisnis tidak ada yang pasti. Hal ini mengulang ucapan Jonan, saat menjabat Menteri ESDM, lima tahun yang lalu.
"Saat kondisi bisnis PLTS seperti ini, apakah kita kan diam atau bisa melakukan berbagai upaya mengembangkan bisnis PLTS ke depan di Indonesia untuk menciptakan sebuah pilihan?,” ujarnya mengutip Jonan.
Dadan menjelaskan, Kementerian ESDM tidak memiliki pilihan lain selain terus terus mencari jalan agar pengembangan PLTS tetap dapat berjalan lebih cepat, besar, dan pasti bagi para pelaku bisnis PLTS di Indonesia.Kita bisa tunjukan bahwa masalah intermitensi harus bisa disiasati.
Dalam mendukung komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission 2060, energi surya tidak dapat dipungkiri akan menjadi “raja listrik” dan penyokong utama dalam transisi energi di Indonesia. Penurunan harga yang signifikan dan juga kemajuan teknologi industri surya tentunya tidak terlepas dari perkembangan dunia dan negara - negara yang berperan di dalamnya.
Krisis energi global juga secara tidak langsung memaksa Indonesia untuk fokus pada ketahanan energi nasional berbasis energi rendah karbon. Selain ketahanan energi domestik dan penguatan pasar dalam negeri, kerjasama strategis di lingkup regional juga memegang peran besar.
Tujuan inilah yang hendak ditekankan Asosiasi Energi Surya Indonesia di serangkaian acara Indosolar Expo 2023 dengan ASEAN Solar Summit dan Indonesia Solar Summit 2023 untuk mewadahi diskusi dan memfasilitasi kolaborasi yang transformatif melalui konsensus yang strategis dalam memperkuat pengembangan energi surya di Indonesia dan lebih luas lagi di ASEAN.
“Pelaksanaan Indosolar diharapkan bisa memperkuat agenda transisi energi yang didorong pemerintah Indonesia sebagai bagian dari Keketuaan ASEAN. Indosolar Expo 2023 diharapkan menjadi suatu tonggak optimisme bahwa energi surya bisa berkembang di Indonesia. Ini adalah momentum strategis dalam 10 tahun sekali untuk menunjukan kepemimpinan Indonesia dalam industri surya di kawasan Indonesia. “ ujar Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia dalam agenda Launching Indosolar Expo 2023, Kamis (4/5/2023).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan dalam melakukan bisnis tidak ada yang pasti dan pasti bisnis tidak ada yang pasti. Hal ini mengulang ucapan Jonan, saat menjabat Menteri ESDM, lima tahun yang lalu.
"Saat kondisi bisnis PLTS seperti ini, apakah kita kan diam atau bisa melakukan berbagai upaya mengembangkan bisnis PLTS ke depan di Indonesia untuk menciptakan sebuah pilihan?,” ujarnya mengutip Jonan.
Dadan menjelaskan, Kementerian ESDM tidak memiliki pilihan lain selain terus terus mencari jalan agar pengembangan PLTS tetap dapat berjalan lebih cepat, besar, dan pasti bagi para pelaku bisnis PLTS di Indonesia.Kita bisa tunjukan bahwa masalah intermitensi harus bisa disiasati.