Ada Krisis Perbankan, Pembukaan Lapangan Kerja Baru di Amerika Tetap Kuat
loading...
A
A
A
NEW YORK - Pembukaan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) tetap menunjukkan penguatan pada bulan lalu, meskipun ada gejolak di sektor perbankan dan dampak dari biaya pinjaman yang lebih tinggi. Pengusaha membuka 253.000 pekerjaan baru, jauh lebih baik dari perkiraan banyak analis.
Selain itu tingkat pengangguran turun menjadi 3,4%, kembali ke level terendah multi-dekade. Hal ini menjadi tanda betapa kuatnya ketahanan pasar tenaga kerja AS, yang telah bertahan dalam menghadapi upaya agresif bank sentral AS untuk mendinginkan ekonomi saat inflasi melonjak tinggi.
Federal Reserve atau The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya dari mendekati nol menjadi antara 5% dan 5,25% dalam waktu kurang dari setahun. Perubahan mendadak tersebut bertujuan untuk menekan kenaikan harga tahun lalu pada laju tercepat dalam beberapa dekade.
Tren suku bunga tinggi telah meningkatkan biaya pembelian rumah atau mobil, serta membuatnya pinjaman jadi lebih mahal untuk memperluas bisnis atau mengambil utang lainnya. Secara teori, hal itu seharusnya mengurangi permintaan serta menyebabkan ekonomi melambat dan mengurangi tekanan yang mendorong harga.
Akan tetapi sektor ketenagakerjaan meningkat secara moderat sejak tahun lalu, mereka terus melampaui angka yang diperkirakan para ekonom.
Dalam laporan Jumat, kemarin waktu setempat Departemen Tenaga Kerja mengatakan rekrutmen sempat lebih lemah dari perkiraan sebelumnya pada Februari dan Maret. Tetapi bulan lalu atau tepatnya April 2023, penciptaan lapangan kerja meningkat lagi, sementara upah naik 4,4% dari tahun lalu.
Banyak ekonom memperkirakan ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi akhir tahun ini, melihat perlambatan besar di sektor-sektor utama seperti perumahan. Beberapa pekan terakhir telah terlihat adanya gelombang PHK dari perusahaan raksasa seperti pemilik Facebook Meta, Amazon, raksasa hiburan Disney, bank dan perusahaan lain.
Kenaikan suku bunga juga berkontribusi terhadap gejolak di sektor perbankan, yang telah diguncang oleh serangkaian kegagalan paling serius sejak krisis keuangan 2008.
Tetapi kepala bank sentral AS, Jerome Powell mengatakan, minggu ini bahwa kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan membuatnya berharap bahwa situasi kali ini akan "berbeda" – dan AS dapat menghindari penurunan yang akan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.
"Hal itu akan bertentangan dengan sejarah. Saya sepenuhnya menghargai itu," ucapnya.
Selain itu tingkat pengangguran turun menjadi 3,4%, kembali ke level terendah multi-dekade. Hal ini menjadi tanda betapa kuatnya ketahanan pasar tenaga kerja AS, yang telah bertahan dalam menghadapi upaya agresif bank sentral AS untuk mendinginkan ekonomi saat inflasi melonjak tinggi.
Federal Reserve atau The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya dari mendekati nol menjadi antara 5% dan 5,25% dalam waktu kurang dari setahun. Perubahan mendadak tersebut bertujuan untuk menekan kenaikan harga tahun lalu pada laju tercepat dalam beberapa dekade.
Tren suku bunga tinggi telah meningkatkan biaya pembelian rumah atau mobil, serta membuatnya pinjaman jadi lebih mahal untuk memperluas bisnis atau mengambil utang lainnya. Secara teori, hal itu seharusnya mengurangi permintaan serta menyebabkan ekonomi melambat dan mengurangi tekanan yang mendorong harga.
Akan tetapi sektor ketenagakerjaan meningkat secara moderat sejak tahun lalu, mereka terus melampaui angka yang diperkirakan para ekonom.
Dalam laporan Jumat, kemarin waktu setempat Departemen Tenaga Kerja mengatakan rekrutmen sempat lebih lemah dari perkiraan sebelumnya pada Februari dan Maret. Tetapi bulan lalu atau tepatnya April 2023, penciptaan lapangan kerja meningkat lagi, sementara upah naik 4,4% dari tahun lalu.
Banyak ekonom memperkirakan ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi akhir tahun ini, melihat perlambatan besar di sektor-sektor utama seperti perumahan. Beberapa pekan terakhir telah terlihat adanya gelombang PHK dari perusahaan raksasa seperti pemilik Facebook Meta, Amazon, raksasa hiburan Disney, bank dan perusahaan lain.
Kenaikan suku bunga juga berkontribusi terhadap gejolak di sektor perbankan, yang telah diguncang oleh serangkaian kegagalan paling serius sejak krisis keuangan 2008.
Tetapi kepala bank sentral AS, Jerome Powell mengatakan, minggu ini bahwa kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan membuatnya berharap bahwa situasi kali ini akan "berbeda" – dan AS dapat menghindari penurunan yang akan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.
"Hal itu akan bertentangan dengan sejarah. Saya sepenuhnya menghargai itu," ucapnya.
(akr)