Pejabat Gedung Putih: China Senang Jika AS Kacau Gagal Bayar Utang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines memperingatkan China dan Rusia kemungkinan akan berusaha mengeksploitasi kegagalan Washington untuk menaikkan plafon utang. Sementara pemerintahan Biden mengatakan Beijing akan senang melihat kekacauan default AS .
"Hampir pasti bahwa kedua negara akan menggunakan cara semacam itu untuk tujuan propaganda melalui operasi informasi untuk menggunakannya sebagai bukti sistem politik AS tidak berfungsi," kata Haines kepada Senat Komite Angkatan Bersenjata dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Senin (8/5/2023).
Haines mengatakan komunitas intelijen tidak memiliki informasi untuk memberikan penilaian independen, tetapi dia mengatakan bahwa gagal bayar utang AS akan menciptakan ketidakpastian global tentang nilai dolar, kepemimpinan AS, dan institusi Amerika.
Perkataan Haines muncul saat pemerintahan Presiden Joe Biden menghadapi pertempuran politik sengit terkait peningkatan batas utang AS. Pemerintah bersikeras bahwa tidak akan ada negosiasi batas utang dengan Ketua DPR Kevin McCarthy dan sesama Republikan yang menuntut agar kenaikan plafon pinjaman dikaitkan dengan pemotongan pengeluaran.
Haines juga bersaksi bahwa perang yang berkelanjutan di Ukraina telah meningkatkan pengaruh Presiden China Xi Jinping atas Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengatakan bahwa Putin kemungkinan telah mengurangi ambisi di Ukraina karena upaya Rusia untuk mendapatkan keuntungan teritorial terhenti.
Pejabat ekonomi senior Gedung Putih Shalanda Young membingkai situasi utang sebagai tidak kurang dari ujian atas keberhasilan AS selama ini. "Apakah demokrasi masih berfungsi, atau apakah cara China berhasil," kata dia.
Young, direktur Kantor Manajemen dan Anggaran AS menandaskan China senang melihat Washington gagal memperpanjang plafon utang dan mendorong negara itu ke dalam kekacauan gagal bayar utang.
"Mereka suka melihat kekacauan dalam sistem Amerika," jelasnya.
"Hampir pasti bahwa kedua negara akan menggunakan cara semacam itu untuk tujuan propaganda melalui operasi informasi untuk menggunakannya sebagai bukti sistem politik AS tidak berfungsi," kata Haines kepada Senat Komite Angkatan Bersenjata dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Senin (8/5/2023).
Haines mengatakan komunitas intelijen tidak memiliki informasi untuk memberikan penilaian independen, tetapi dia mengatakan bahwa gagal bayar utang AS akan menciptakan ketidakpastian global tentang nilai dolar, kepemimpinan AS, dan institusi Amerika.
Perkataan Haines muncul saat pemerintahan Presiden Joe Biden menghadapi pertempuran politik sengit terkait peningkatan batas utang AS. Pemerintah bersikeras bahwa tidak akan ada negosiasi batas utang dengan Ketua DPR Kevin McCarthy dan sesama Republikan yang menuntut agar kenaikan plafon pinjaman dikaitkan dengan pemotongan pengeluaran.
Haines juga bersaksi bahwa perang yang berkelanjutan di Ukraina telah meningkatkan pengaruh Presiden China Xi Jinping atas Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengatakan bahwa Putin kemungkinan telah mengurangi ambisi di Ukraina karena upaya Rusia untuk mendapatkan keuntungan teritorial terhenti.
Pejabat ekonomi senior Gedung Putih Shalanda Young membingkai situasi utang sebagai tidak kurang dari ujian atas keberhasilan AS selama ini. "Apakah demokrasi masih berfungsi, atau apakah cara China berhasil," kata dia.
Young, direktur Kantor Manajemen dan Anggaran AS menandaskan China senang melihat Washington gagal memperpanjang plafon utang dan mendorong negara itu ke dalam kekacauan gagal bayar utang.
"Mereka suka melihat kekacauan dalam sistem Amerika," jelasnya.
(nng)