Desa Keranggan di Tangerang Selatan Siap Jadi Destinasi Wisata Nasional
loading...
A
A
A
Dalam kesempatan ini, Dekranasda telah mempersiapkan Kriya yang berbeda dengan UMKM lain. Ada rumah batik Setu, anyaman atau sulam dari pelepah daun pisang, ada pula dari ABK UMKM yang menggiatkan recycle dari plastik sampah yang diambil dari sekitar kawasan desa.
Menurut Ajeng, produk-produk kriya dari Desa Keranggan ini bisa mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak sekali potensi yang didukung Dekranasda karena memiliki kualitas nasional dan internasional.
“Dekranasda Kota Tangerang Selatan telah membuat jejaring sampai tingkat kecamatan dan kelurahan. Jadi untuk melihat sisi keunggulan dari setiap kecamatan dan kelurahan sangat mudah. Kami juga men-support dengan cara pelatihan dan pendampingan ekonomi, yang bekerjasama dengan bank daerah,” ujar Ajeng.
Ajeng mengapresiasi semangat dari para UMKM yang ada di Kota Tangerang Selatan terutama para pengrajin kriya yang ada di Desa Wisata Keranggan.
Muthia Zahra, salah seorang pelaku usaha rumahan atau UMKM, turut meramaikan acara ADWI 2023 ini. Menjadi pelaku UMKM di Kota Tangsel, Muthia Zahra memproduksi asesoris manik-manik berlabel Beads and Accessories yang dikerjakannya sendiri dan mengaku belum punya karyawan.
“Saya mulai produksi ketika pandemi Covid, kebetulan suami juga kena pengurangan 50% salary-nya, uang tabungan juga semakin berkurang. Kebetulan juga punya basic keturunan dari orang tua bisa bikin manik-manik. Jadi banyak yang minta kenapa tidak buat. Awalnya hanya buat 5 buah, dan ternyata banyak yang pesan,” cerita Muthia.
Selanjutnya, Muthia pun memproduksi lebih banyak manik-manik yang dikombinasikan dengan Kristal Swarovski, dan dijual juga di marketplace. Bergabung dengan komunitas UMKM dan ikut komunitas Dekranasda yang diketuai Truetami Ajeng Soediutomo banyak keuntungan yang didapatnya.
“Bantuan pemerintah itu benar-benar nyata. Kayak misalnya, saya diajak bazar. Jadi memang tertata kalau di Tangsel ini, saya ngerasanya. Mulai dari kelurahan ada koordinatornya wilayahnya, kemudian di komunitas se-kecamatan. Dari komunitas itu kita diajak ada bazar-bazar di setiap kecamatan atau kelurahan, kita diajak UMKM-nya, diinfo. Kan sekarang ada media sosial ya, jadi lebih mudah pemasarannya, promo itu lewat online,” tutur Muthia.
Lihat Juga: Asal Usul Cisarua Bogor, Kawasan Sejuk Banyak Destinasi Wisata yang Selalu Dipadati saat Liburan
Menurut Ajeng, produk-produk kriya dari Desa Keranggan ini bisa mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak sekali potensi yang didukung Dekranasda karena memiliki kualitas nasional dan internasional.
“Dekranasda Kota Tangerang Selatan telah membuat jejaring sampai tingkat kecamatan dan kelurahan. Jadi untuk melihat sisi keunggulan dari setiap kecamatan dan kelurahan sangat mudah. Kami juga men-support dengan cara pelatihan dan pendampingan ekonomi, yang bekerjasama dengan bank daerah,” ujar Ajeng.
Ajeng mengapresiasi semangat dari para UMKM yang ada di Kota Tangerang Selatan terutama para pengrajin kriya yang ada di Desa Wisata Keranggan.
Muthia Zahra, salah seorang pelaku usaha rumahan atau UMKM, turut meramaikan acara ADWI 2023 ini. Menjadi pelaku UMKM di Kota Tangsel, Muthia Zahra memproduksi asesoris manik-manik berlabel Beads and Accessories yang dikerjakannya sendiri dan mengaku belum punya karyawan.
“Saya mulai produksi ketika pandemi Covid, kebetulan suami juga kena pengurangan 50% salary-nya, uang tabungan juga semakin berkurang. Kebetulan juga punya basic keturunan dari orang tua bisa bikin manik-manik. Jadi banyak yang minta kenapa tidak buat. Awalnya hanya buat 5 buah, dan ternyata banyak yang pesan,” cerita Muthia.
Selanjutnya, Muthia pun memproduksi lebih banyak manik-manik yang dikombinasikan dengan Kristal Swarovski, dan dijual juga di marketplace. Bergabung dengan komunitas UMKM dan ikut komunitas Dekranasda yang diketuai Truetami Ajeng Soediutomo banyak keuntungan yang didapatnya.
“Bantuan pemerintah itu benar-benar nyata. Kayak misalnya, saya diajak bazar. Jadi memang tertata kalau di Tangsel ini, saya ngerasanya. Mulai dari kelurahan ada koordinatornya wilayahnya, kemudian di komunitas se-kecamatan. Dari komunitas itu kita diajak ada bazar-bazar di setiap kecamatan atau kelurahan, kita diajak UMKM-nya, diinfo. Kan sekarang ada media sosial ya, jadi lebih mudah pemasarannya, promo itu lewat online,” tutur Muthia.
Lihat Juga: Asal Usul Cisarua Bogor, Kawasan Sejuk Banyak Destinasi Wisata yang Selalu Dipadati saat Liburan
(dar)