Ekspor Indonesia Turun 17,62% pada April 2023, Semua Sektor Lesu

Senin, 15 Mei 2023 - 12:19 WIB
loading...
Ekspor Indonesia Turun...
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2023 mencapai USD19,29 miliar, turun 17,62% dibanding Maret 2023. Arsip Foto/SINDOnews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2023 mencapai USD19,29 miliar. Angka ini turun 17,62% dibanding Maret 2023.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi mengatakan, pada tahun 2023, pertumbuhan ekspor secara secara bulanan (month-to-month/mtm) terendah pada bulan April. Namun, penurunan ini terkait siklus libur hari raya Idulfitri.

“(Penurunan) pertumbuhan ini merupakan pola musiman karena adanya momen libur Lebaran," ujar Imam dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).

Menilik pola perdagangan Indonesia dari tahun ke tahun, terang dia, beberapa aktivitas produksi utamanya untuk melakukan transaksi ekspor terjadi penurunan yang disebabkan waktu libur di Indonesia, sehingga aktivitas ekspor juga ikut terpengaruh.

Menurut Imam, pada April 2023 semua sektor mengalami penurunan nilai ekspor secara mtm. “Penurunan tertinggi terjadi pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yakni sebesar 22,56%,” ungkapnya.

Kemudian, sambung Imam, sektor pertambangan dan lainnya turun sebesar 7,84%, sedangkan industri pengolahan juga melandai 21,50%.

Sementara itu, untuk ekspor minyak dan gas (migas), terjadi penurunan 5,95% dibandingkan Maret 2023 (mtm) dengan nilai mencapai USD1,26 miliar. Hal ini dikarenakan minyak mentah turun sebesar 59,37% dan juga gas turun sebesar 7,95%.

Adapun ekspor nonmigas di Maret 2023 tercatat turun sebesar 18,33% atau mencapai USD18,03 miliar dibanding Maret 2023. Penurunan ekspor non migas ini disebabkan oleh komoditas bahan logam mulia dan perhiasan/permata yang turun 52,30% atau sebesar USD573,4 juta.



Selain itu, komoditas bahan bakar mineral juga turun 12,04%, begitu juga minyak hewani/nabati turun 20,45%. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada biji logam, terak, dan abu sebesar USD166,8 juta atau baik 26,16%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)