Punya Aset Rp152 Triliun, Ini Tiga Langkah Jokowi Selamatkan Koperasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut pemerintah telah menyiapkan program pemulihan bagi koperasi yang terdampak pandemi covid-19. Saat ini jumlah koperasi di Indonesia mencapai 123.048 unit koperasi dengan total anggota 22 juta orang dengan aset mencapai Rp.152 triliun dan omset sebesar Rp.154 triliun.
"Sebagaimana arahan bapak presiden kepada kami untuk melakukan upaya-upaya cepat dan komprehensif membantu UMKM dan koperasi menghadapi pandemi covid-19, kami melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) telah menyiapkan tiga fase program pemulihan koperasi," katanya saat acara penyaluran dana bergulir koperasi di Istana Negara, Kamis (23/7/2020).
Teten menyebut fase pertama adalah program survival. Pada fase ini pihaknya telah melakukan restrukturisasi pinjaman mitra LPDP dalam bentuk penundaan pembayaran angsuran dan jasa selama 12 bulan.
"Sampai saat ini telah dilakukan restrukturisasi kepada 40 mitra koperasi. Ini sudah 100% bapak dengan fasilitas penundaan pokok, penundaan jasa, pengurangan jasa perpanjangan waktu dan penambahan fasilitas pinajaman atau pembiayaan dengan total outstanding sebesar Rp.135,7miliar," tuturnya.
Pada fase ini pemerintah melalui LPDB juga tidak mengenakan bunga selama masa penundan pembayaran. Sehingga secara langsung ini merupakan subsidi bunga dari LPDB sebesar 100% selama 1 tahun.
Selanjuta fase kedua adalah program pemulihan ekonomi dengan alokasi tambahan sebesar Rp.1 triliun. Dimana dari total anggaran tersebut yang sudah dicairkan pencapai Rp.381,4 miliar. Dengan rincian untuk koperasi pola konvensional sebesar Rp.21,8 miliar ada 13 mitra. Lalu dengan pola syariah sebesar Rp.109 milira ada 21 mitra.
"Pembiayaan ini khusus disalurkan kepada koperasi dengan bunga 3% menurun atau sekitar 1,5% flat per tahun untuk menjangkau sekitar 4,8 juta UMKM anggota koperasi," ungkapnya.
Terakhir adalah fase program penumbuhan ekonomi. Teten mengatakan telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk memudahkan akses pembiayaan koperasi dan UKM dengan bunga ringan dan pendampingan. Lebih lanjut Teten mengatakan koperasi simpan pinjam dan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT bisa menjadi mitra pemerintah untuk menyalurkan pembiayaan yang murah dan mudah bagi UMKM
"Ini juga bagian dari upaya kami untuk membangun kelembagaan yang lebih mudah. Sebab jumlah UMKM terlalu besar bapak, 64 juta dan mencar di mana-mana, kecil-kecil. Kalau kita tidak sederhanakan kelembagaan, channelingnya ini agak berat di pembinaan," pungkasnya.
"Sebagaimana arahan bapak presiden kepada kami untuk melakukan upaya-upaya cepat dan komprehensif membantu UMKM dan koperasi menghadapi pandemi covid-19, kami melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) telah menyiapkan tiga fase program pemulihan koperasi," katanya saat acara penyaluran dana bergulir koperasi di Istana Negara, Kamis (23/7/2020).
Teten menyebut fase pertama adalah program survival. Pada fase ini pihaknya telah melakukan restrukturisasi pinjaman mitra LPDP dalam bentuk penundaan pembayaran angsuran dan jasa selama 12 bulan.
"Sampai saat ini telah dilakukan restrukturisasi kepada 40 mitra koperasi. Ini sudah 100% bapak dengan fasilitas penundaan pokok, penundaan jasa, pengurangan jasa perpanjangan waktu dan penambahan fasilitas pinajaman atau pembiayaan dengan total outstanding sebesar Rp.135,7miliar," tuturnya.
Pada fase ini pemerintah melalui LPDB juga tidak mengenakan bunga selama masa penundan pembayaran. Sehingga secara langsung ini merupakan subsidi bunga dari LPDB sebesar 100% selama 1 tahun.
Selanjuta fase kedua adalah program pemulihan ekonomi dengan alokasi tambahan sebesar Rp.1 triliun. Dimana dari total anggaran tersebut yang sudah dicairkan pencapai Rp.381,4 miliar. Dengan rincian untuk koperasi pola konvensional sebesar Rp.21,8 miliar ada 13 mitra. Lalu dengan pola syariah sebesar Rp.109 milira ada 21 mitra.
"Pembiayaan ini khusus disalurkan kepada koperasi dengan bunga 3% menurun atau sekitar 1,5% flat per tahun untuk menjangkau sekitar 4,8 juta UMKM anggota koperasi," ungkapnya.
Terakhir adalah fase program penumbuhan ekonomi. Teten mengatakan telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk memudahkan akses pembiayaan koperasi dan UKM dengan bunga ringan dan pendampingan. Lebih lanjut Teten mengatakan koperasi simpan pinjam dan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT bisa menjadi mitra pemerintah untuk menyalurkan pembiayaan yang murah dan mudah bagi UMKM
"Ini juga bagian dari upaya kami untuk membangun kelembagaan yang lebih mudah. Sebab jumlah UMKM terlalu besar bapak, 64 juta dan mencar di mana-mana, kecil-kecil. Kalau kita tidak sederhanakan kelembagaan, channelingnya ini agak berat di pembinaan," pungkasnya.
(nng)