Impor Cara Mendag Paksa Industri Dalam Negeri untuk Bersaing

Senin, 20 Juni 2016 - 14:23 WIB
Impor Cara Mendag Paksa Industri Dalam Negeri untuk Bersaing
Impor Cara Mendag Paksa Industri Dalam Negeri untuk Bersaing
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menilai, bahwa kebijakan importasi yang diambil pemerintah tidak selalu berkonotasi negatif. Dibukanya keran impor secara besar-besaran, diklaim justru akan memaksa industri dalam negeri untuk bersaing.

(Baca Juga: 15 Tahun Berjaya, Industri Manufaktur RI Kini Kalah dari Vietnam)

Dia mengakui, selama satu dekade terakhir Indonesia selalu tidak nyaman dengan kebijakan impor. Indonesia selalu memiliki pemikiran bahwa semakin sedikit impor maka semakin baik. Di sisi lain, pemerintah kala itu juga berkeinginan agar Indonesia bisa mengekspor berbagai produk secara masif.

"‎Ironisnya, disaat bersamaan dimana kita menentang impor kita bicara mengenai ekspor. Dimana kita ingin berdaya saing," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Menurutnya, untuk mengambil posisi sebagai eksportir dunia maka industri di dalam negeri perlu meningkatkan daya saingnya. Namun, alih-alih meningkatkan daya saing, industri di dalam negeri justru berteriak saat Indonesia membuka keran importasi secara besar-besaran.

"‎Yang harus dilakukan sebagai produsen domestik Anda harus bersaing dengan impor. Jika tidak bisa mengalahkan impor di negara sendiri, bagaimana bisa mengalahkan impor di negara mereka. Pak Jokowi juga menegaskan, orang kita harus dipaksa berkompetisi," imbuh dia.

Lembong mencontohkan, pada era 1990-an Indonesia hanya memiliki tiga maskapai penerbangan dimana salah satunya Garuda Indonesia. Kala itu, pelayanan maskapai tersebut tidak terlalu baik dan harga tiket pesawat pun masih selangit.

Akhirnya, pemerintahan kala itu membuka peluang agar industri maskapai penerbangan bisa dimasuki oleh asing. Akhirnya, persaingan pun terjadi dan Indonesia kini memiliki 70 maskapai penerbangan, sehingga membuat harga tiket penerbangan lebih murah dan lebih kompetitif.

"Garuda bangkrut dua kali. Tapi hari ini, industri aviasi empat kali lebih besar sebelum hanya ada tiga maskapai. Garuda, sekarang menjadi salah satu maskapai penerbangan dunia yang mendapat 5 bintang. Jadi ketika dipaksa bersaing, mereka akan menunjukkan kemampuannya. Jadi impor itu tekanan yang berguna untuk industri kita. Jika kita sudah melakukan itu, maka kita akan bisa mengalahkan impor di negara mereka," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7202 seconds (0.1#10.140)