Pendapatan per Kapita Indonesia: Dulu Lebih Hebat dari China, Kini Bakal Dibalap Vietnam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, untuk mengukur apakah Indonesia masuk ke dalam negara maju perlu dilakukan perbandingan dengan negara lain menggunakan parameter yang dipakai secara internasional.
Salah satu parameter tersebut adalah pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) per kapita. Menurutnya, dari sisi GNI, Indonesia sebentar lagi bakal disusul oleh Vietnam .
"Indonesia sekarang sudah sebentar lagi kalau dari sisi GNI per kapita itu akan disundul sama Vietnam, tinggal sedikit lagi," kata Suharso dalam acara Rektor Berbicara untu Indonesia Emas 2045 yang dipantau secara daring, Selasa (6/6/2023).
Suharso bercerita bahwa Indonesia bahkan pernah melampaui China soal pendapatan per kapita sekitar tahun 80-an. "Dulu tahun 80-an kita lebih hebat dari China, kita yang lepas dulu dari lower income kemudian masuk di middle income tahun 81, 82-an, tapi kemudian tahun 97 kita turun China melejit," ujarnya.
Oleh karena itu menurutnya pemerintah terus berupaya meningkatkan pendapatan per kapita dan diharapkan bisa naik hingga 3-5 kali dari USD4.140 menjadi USD26.000 hingga USD30.000.
"Kita ini ingin menjadi bangsa yang hebat, kalau diukur dengan GNI, berdasarkan angka-angka itu kita berharap Indonesia naik sampai 3-4 kali atau bahkan 4-5 kali, dan pada saat itu mungkin kita bisa USD26.000 atau USD30.000 per kapita," jelasnya.
Salah satu parameter tersebut adalah pendapatan nasional bruto (Gross National Income/GNI) per kapita. Menurutnya, dari sisi GNI, Indonesia sebentar lagi bakal disusul oleh Vietnam .
"Indonesia sekarang sudah sebentar lagi kalau dari sisi GNI per kapita itu akan disundul sama Vietnam, tinggal sedikit lagi," kata Suharso dalam acara Rektor Berbicara untu Indonesia Emas 2045 yang dipantau secara daring, Selasa (6/6/2023).
Suharso bercerita bahwa Indonesia bahkan pernah melampaui China soal pendapatan per kapita sekitar tahun 80-an. "Dulu tahun 80-an kita lebih hebat dari China, kita yang lepas dulu dari lower income kemudian masuk di middle income tahun 81, 82-an, tapi kemudian tahun 97 kita turun China melejit," ujarnya.
Oleh karena itu menurutnya pemerintah terus berupaya meningkatkan pendapatan per kapita dan diharapkan bisa naik hingga 3-5 kali dari USD4.140 menjadi USD26.000 hingga USD30.000.
"Kita ini ingin menjadi bangsa yang hebat, kalau diukur dengan GNI, berdasarkan angka-angka itu kita berharap Indonesia naik sampai 3-4 kali atau bahkan 4-5 kali, dan pada saat itu mungkin kita bisa USD26.000 atau USD30.000 per kapita," jelasnya.
(uka)