Petani Sawit Binaan Musim Mas Diajarkan Budidaya Ramah Lingkungan, Ini Manfaatnya

Jum'at, 09 Juni 2023 - 14:03 WIB
loading...
Petani Sawit Binaan Musim Mas Diajarkan Budidaya Ramah Lingkungan, Ini Manfaatnya
Petani swadaya binaan Musim Mas Group diajarkan berbudidaya sawit yang baik dan berkelanjutan alias ramah lingkungan. Foto/MPI/Suratman
A A A
RIAU - Petani kelapa sawit swadaya yang tergabung dalam Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak, Riau, merasakan manfaat dari kemitraan dengan perusahaan perkebunan sawit Grup Musim Mas. Mereka diajarkan berbudidaya sawit yang baik dan berkelanjutan alias ramah lingkungan.

Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak, Joko Prasetyo mengatakan, kemitraan ini salah satunya diwujudkan melalui program pemberdayaan petani swadaya yang digaungkan Musim Mas. Melalui program ini diharapkan para petani sanggup menghasilkan sawit berkualitas dan tersertifikasi.

”Melalui pendampingan secara keberlanjutan, pihak perusahaan menyediakan beragam pelatihan, teknis budidaya kelapa sawit yang baik, penguatan kelompok, alternative income, analisa daun, pupuk, maupun akses pasar,” beber Joko, dikutip Jumat (9/6/2023).

Menurut dia, asosiasi ini mulai berdiri secara resmi sejak 2019 yang terdiri dari petani kabupaten Pelalawan dan Siak sekitar sebanyak 745 anggota. ”Sebagian anggota sudah tersertifikasi RSPO dan ISPO,” ungkapnya.

Menurut dia, sebenarnya jumlah petani sawit swadaya di Kabupaten Pelalawan dan Siak mencapai 8.000 yang telah mengikuti pelatihan dari Musim Mas.

Sebagian besar dari mereka sedang melalui proses untuk mendapatkan sertifikat berkelanjutan yakni RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Semula banyak petani yang menolak saat diajak untuk mengikuti pelatihan. Joko bilang, dibutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya berkebun yang berkelanjutan dan membentuk asosiasi. Seiring waktu, petani sawit mulai menerima dan mau mengikuti pelatihan sesuai dengan good agricultural practices (GAP).

Hingga akhirnya petani melihat dan mendapatkan manfaat pemahaman budidaya dengan meningkatnya hasil panen, serta memperoleh keuntungan dari sertifikasi perkebunan mereka melalui premi hasil penjualan kredit RSPO.

”Petani binaan juga tak ada kewajiban untuk menjual TBS (tandan buah segar) ke Musim Mas, meski mereka yang melakukan pelatihan. Ini komitmen perusahaan yang baik untuk kami semua,” tegasnya.

Petani sawit adalah pekebun skala kecil, memiliki lahan yang ditanami kelapa sawit di bawah 20 hektare. Mereka terbagi dua kelompok, yaitu petani plasma yang beroperasi di bawah program yang diprakarsai pemerintah dengan dukungan dari perusahaan perkebunan. Kemudian, petani swadaya yang membiayai, mengelola, dan memperlengkapi diri sendiri, serta tidak terikat pada satu perusahaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1805 seconds (0.1#10.140)