Gelar Temu Bisnis Virtual, Kemendag Dorong Ekspor Fesyen dan Kerajinan Tangan di AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) menggelar kegiatan penjajakan kesepakatan dagang temu bisnis (business matching) secara virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ekspor yang lesu karena pandemi Covid-19.
“Kami terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di AS, khususnya di tengah pandemi Covid-19,” kata Kepala ITPC LA Bayu Nugroho dalam keterangan resminya, Jumat (24/7/2020). (Baca: Dongkrak Ekspor ke AS, Kemendag Targetkan GSP Segera Rampung )
Menurut dia, business matching virtual merupakan salah satu strategi ITPC LA mengoptimalkan potensi ekspor produk fesyen dan kerajinan tangan Indonesia di AS selama pandemi Covid-19. Inilah saatnya pemerintah mendorong kinerja ekspor Indonesia ke AS.
“ITPC LA akan selalu membantu para UKM dalam memfasilitasi komunikasi dengan para importir. Selain itu, kami juga siap memasilitasi business matching one-on-one bagi para buyer agar bisa mendapatkan mitra baru dari Indonesia,” kata Bayu.
Sekedar informasi, Indonesia berada di posisi ke-4 negara pengekspor pakaian ke AS dengan total USD4,43 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS untuk pakaian berbahan rajut mencapai USD2,21 miliar dan pakaian berbahan bukan rajut mencapai USD2,22 miliar. (Baca juga: Rekomendasi Kanal YouTube untuk Kamu yang Mau Belajar Merajut )
Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat ke-7 negara pengekspor kerajinan tangan terbesar ke AS dengan total ekspor mencapai USD482 juta. Nilai ini meningkat 41,49% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD340 juta. Adapun produk kerajinan tangan tersebut yaitu produk berbahan kulit, tas, dan barang kebutuhan perjalanan (travel goods).
“Kami terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di AS, khususnya di tengah pandemi Covid-19,” kata Kepala ITPC LA Bayu Nugroho dalam keterangan resminya, Jumat (24/7/2020). (Baca: Dongkrak Ekspor ke AS, Kemendag Targetkan GSP Segera Rampung )
Menurut dia, business matching virtual merupakan salah satu strategi ITPC LA mengoptimalkan potensi ekspor produk fesyen dan kerajinan tangan Indonesia di AS selama pandemi Covid-19. Inilah saatnya pemerintah mendorong kinerja ekspor Indonesia ke AS.
“ITPC LA akan selalu membantu para UKM dalam memfasilitasi komunikasi dengan para importir. Selain itu, kami juga siap memasilitasi business matching one-on-one bagi para buyer agar bisa mendapatkan mitra baru dari Indonesia,” kata Bayu.
Sekedar informasi, Indonesia berada di posisi ke-4 negara pengekspor pakaian ke AS dengan total USD4,43 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS untuk pakaian berbahan rajut mencapai USD2,21 miliar dan pakaian berbahan bukan rajut mencapai USD2,22 miliar. (Baca juga: Rekomendasi Kanal YouTube untuk Kamu yang Mau Belajar Merajut )
Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat ke-7 negara pengekspor kerajinan tangan terbesar ke AS dengan total ekspor mencapai USD482 juta. Nilai ini meningkat 41,49% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD340 juta. Adapun produk kerajinan tangan tersebut yaitu produk berbahan kulit, tas, dan barang kebutuhan perjalanan (travel goods).
(ind)