Disukai Semua Kalangan, Pasar Kopi Menyasar Semua Usia

Sabtu, 25 Juli 2020 - 11:12 WIB
loading...
Disukai Semua Kalangan, Pasar Kopi Menyasar Semua Usia
Foto/Koran SINDO/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Kopi menjadi minuman favorit berbagai lapisan masyarakat, bahkan mulai menjadi gaya hidup. Kopi juga menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, terbukti kedai kopi menjamur di setiap sudut kota. Profesi di dunia kopi pun makin digemari, bahkan sekolah kopi juga dihadirkan di universitas ternama.

Dari kopi juga dapat membentuk komunitas rasa keluarga seperti Kopi Dongeng. Menyatukan berbagai latar belakang hanya karena mereka gemar menyeruput kopi.

Renggo Darsono, salah satu pendiri Dongeng Kopi mengatakan, tren kopi sekarang semakin bagus. Pemilik kedai tidak perlu repot untuk menjelaskan ragam kopi, sebab kini pasar sudah sangat matang.

"Saat awal buka kedai, kami masih harus menjelaskan secara runtut dan jelas bahwa kopi tidak melulu pahit saja, tapi punya kompleksitas aroma, rasa yang begitu kaya," jelasnya.

Dongeng Kopi yang dahulu sebuah komunitas di media sosial kini menjelma menjadi kedai kopi. Mereka kini hadir di kaki Gunung Merapi menghadirkan kesan baru ngopi di alam terbuka. (Baca: Konsumsi Kopi Tinggi, UKM dan koperasi Bisa jadi Pemasok)

Kopi susu, menurutnya, menjadi faktor bertambah ramainya pasar kopi dan memicu tumbuhnya banyak usaha baru bidang kopi mulai dari skala kecil hingga besar dan permintaannya memang meningkat.

Bahkan, pasarnya melebar sampai di skala usia. Dulu warung kopi identik maskulinitas, orang orang paruh baya, sekarang sudah mulai digandrungi anak muda mulai dari usia remaja baik laki laki dan perempuan, suka menikmati kopi.

"Di kedai Dongeng Kopi setiap akhir pekan banyak kunjungan keluarga. Anak anak sudah pesan affogato menemani ibunya yang menikmati cappucino, dan bapaknya yang menyesap secangkir kopi bajawa waerebo," pungkasnya.

Hal ini sudah lumrah terjadi di berbagai kedai kopi di Tanah Air. Tentu ini menjadi optimisme pelaku usaha kopi, sebab kopi menyasar setiap generasi. Selain dari produk utamanya yakni kopi, konsep dari kedai kopi pun harus berbeda. Memang menjadi strategi marketing tersendiri, namun tidak jarang ini juga menjadi idealisme sang pemilik kopi.

Misalnya, Dongeng Kopi adalah kedai kopi yang mengawinkan kopi dan buku, dan mengawankan pembaca dan peminum kopi secara terus menerus. Bagi mereka, ngopi itu sebagi pemantik produktivitas, sarana pertemuan, maka percakapan harus hadir dominan dan kopi adalah bagian dari penyubur obrolan.

Mereka berusaha menghadirkan kehangatan melalui perbincangan di depan bar. Menu-menu yang dihadirkan sarat dengan cerita fiksi mulai dari novel hingga babad dan cerita rakyat yang abadi dalam dongeng-dongeng budaya tutur nenek moyang. (Baca juga: Kemegahan Hagia Sophia Kembali Terpancar dengan Salat Jumat Pertama)

"Kami menghadirkan ruang yang representatif bagi pencinta kopi dan buku dengan menghadirkan kopi kopi terbaik dan buku buku terbaik di perpustakaan serta toko buku kecil," ujarnya.

Di sana juga ada pendapat yang biasa digunakan oleh berbagai komunitas untuk beraktivitas. Misalnya, bedah buku, kelas terampill hasta karya juga kelas kopi yang rutin digelar tiap bulan.

Budaya berbincang orang Indonesia sembari ngopi memang dapat ditemukan di sini. Dari menu saja sudah unik sehingga terjadi obrolan makna dari menu tersebut

Biasanya setelah sajian hadir, para pelanggan saling bertemu di meja panjang. Berbagi meja dan akhirnya ngobrol. Lantas biasanya barista yang selesai bekerja akan ikut ngobrol, saling kenal, lantas akrab dan jadi kawan.

"Maka para pelanggan yang sering tandang tersebut kami sebut ‘kerepdolan’ itu bahasa Jawa yang artinya kerap main, sering main. Tapi sesungguhnya itu akronim dari Kerukunan Pelanggan Dongeng Kopi lan Kekancan," jelas Renggo. (Baca juga: Mohon Tidak Panik! Kondisi Pasar Keuangan Sudah Membaik)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1356 seconds (0.1#10.140)