Terlilit Utang China, Negara Kaya Tembaga di Afrika Ini Bisa Sedikit Bernapas
loading...
A
A
A
Sementara kesepakatan bailout telah dicapai dengan Dana Moneter Internasional (IMF), Zambia perlu merestrukturisasi utangnya untuk mendapatkan dana yang sangat dibutuhkan. Proses restrukturisasi utang ini merupakan langkah penting untuk mendapatkan kembali stabilitas keuangan, mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, dan menjaga kesejahteraan warganya.
Meskipun rincian kesepakatan belum dirilis, tampaknya Zambia akan diberikan waktu pembayaran yang diperpanjang lebih dari 20 tahun, termasuk masa tenggang tiga tahun dengan pembayaran hanya bunga.
Para ahli memuji langkah pemerintah karena berhasil mengamankan perjanjian dan berharap ini akan memperbaiki situasi ekonomi Zambia.
Ekonom Isaac Mwaipopo, dari think-tank Pusat Kebijakan dan Pengembangan Perdagangan, menyakini hal itu akan membantu memulihkan kepercayaan investor. Tetapi Ia juga, mendesak pemerintah untuk mengikuti rencana pemulihan ekonomi.
"Ada kebutuhan untuk membuat rencana yang jelas dalam hal merekonstruksi ekonomi, terutama bahwa kita masih akan berada dalam program IMF selama tiga tahun ke depan. Akan sangat penting bahwa sektor-sektor diidentifikasi yang dapat menjadi strategis untuk pertumbuhan, meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan," bebernya.
Dengan menegosiasikan kembali persyaratan utang, Zambia memperoleh ruang bernapas yang berharga untuk menstabilkan ekonominya, menerapkan reformasi yang diperlukan dan mengejar pertumbuhan jangka panjang. Fleksibilitas yang baru ini dapat diarahkan ke investasi dalam perawatan kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
Persyaratan yang direvisi membuat beban pembayaran utang lebih mudah dikelola, mengurangi risiko gagal bayar dan menjaga kelayakan kredit pemerintah. Selain itu, dengan menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah utangnya, Zambia menjadi tujuan yang semakin menarik bagi investasi asing langsung.
Proses ini dilihat sebagai peluang penting bagi Zambia untuk mengatasi tantangan utangnya dan meletakkan dasar bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Namun, restrukturisasi utang dapat mengakibatkan penurunan peringkat kredit Zambia, dan berpotensi membuatnya negara harus membayar lebih mahal saat meminjam uang di masa depan.
Meskipun rincian kesepakatan belum dirilis, tampaknya Zambia akan diberikan waktu pembayaran yang diperpanjang lebih dari 20 tahun, termasuk masa tenggang tiga tahun dengan pembayaran hanya bunga.
Para ahli memuji langkah pemerintah karena berhasil mengamankan perjanjian dan berharap ini akan memperbaiki situasi ekonomi Zambia.
Ekonom Isaac Mwaipopo, dari think-tank Pusat Kebijakan dan Pengembangan Perdagangan, menyakini hal itu akan membantu memulihkan kepercayaan investor. Tetapi Ia juga, mendesak pemerintah untuk mengikuti rencana pemulihan ekonomi.
"Ada kebutuhan untuk membuat rencana yang jelas dalam hal merekonstruksi ekonomi, terutama bahwa kita masih akan berada dalam program IMF selama tiga tahun ke depan. Akan sangat penting bahwa sektor-sektor diidentifikasi yang dapat menjadi strategis untuk pertumbuhan, meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan," bebernya.
Dengan menegosiasikan kembali persyaratan utang, Zambia memperoleh ruang bernapas yang berharga untuk menstabilkan ekonominya, menerapkan reformasi yang diperlukan dan mengejar pertumbuhan jangka panjang. Fleksibilitas yang baru ini dapat diarahkan ke investasi dalam perawatan kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
Persyaratan yang direvisi membuat beban pembayaran utang lebih mudah dikelola, mengurangi risiko gagal bayar dan menjaga kelayakan kredit pemerintah. Selain itu, dengan menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah utangnya, Zambia menjadi tujuan yang semakin menarik bagi investasi asing langsung.
Proses ini dilihat sebagai peluang penting bagi Zambia untuk mengatasi tantangan utangnya dan meletakkan dasar bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Namun, restrukturisasi utang dapat mengakibatkan penurunan peringkat kredit Zambia, dan berpotensi membuatnya negara harus membayar lebih mahal saat meminjam uang di masa depan.
(akr)