Utang Jumbo BUMN Tembus Rp1.600 Triliun, Masih Sehat?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Utang jumbo BUMN mencapai Rp1.600 triliun tahun lalu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1.580 triliun. Meski membukukan utang bernilai besar BUMN mencatatkan kenaikan modal hingga mencapai Rp3.200 triliun.
"Total utang BUMN Rp1.600 triliun, modalnya Rp3.200 triliun. Jadi kalau kita usaha biasanya utangnya 70%, modalnya 30%. Ini kebalik, utang cuma 34% modalnya yang 66%," ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat ditemui di Bali, dikutip, Jumat (7/7/2023).
Erick mengungkapkan dengan proporsi seperti itu kondisi BUMN tergolong sehat dan aman. Menurutnya masyarakat tidak hanya memandang utang BUMN saja namun juga harus melihat modal atau ekuitas yang dibukukan perusahaan. "Kadang-kadang kita selalu terbelenggu dengan utang-utang," ucapnya.
Secara operasional dan keuangan, lanjut Erick, tidak semua BUMN Karya merugi akan tetapi ada beberapa yang justru mencatatkan kinerja yang positif. Erick menyampaikan, BUMN karya dengan segala tantangan tetap berkomitmen melakukan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian bangsa dan juga menciptakan lapangan pekerjaan.
"Jadi tidak semua BUMN karya jelek, bagus karya yang ini, ada Nindya Karya, PT PP," tandas dia.
"Total utang BUMN Rp1.600 triliun, modalnya Rp3.200 triliun. Jadi kalau kita usaha biasanya utangnya 70%, modalnya 30%. Ini kebalik, utang cuma 34% modalnya yang 66%," ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat ditemui di Bali, dikutip, Jumat (7/7/2023).
Erick mengungkapkan dengan proporsi seperti itu kondisi BUMN tergolong sehat dan aman. Menurutnya masyarakat tidak hanya memandang utang BUMN saja namun juga harus melihat modal atau ekuitas yang dibukukan perusahaan. "Kadang-kadang kita selalu terbelenggu dengan utang-utang," ucapnya.
Secara operasional dan keuangan, lanjut Erick, tidak semua BUMN Karya merugi akan tetapi ada beberapa yang justru mencatatkan kinerja yang positif. Erick menyampaikan, BUMN karya dengan segala tantangan tetap berkomitmen melakukan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian bangsa dan juga menciptakan lapangan pekerjaan.
"Jadi tidak semua BUMN karya jelek, bagus karya yang ini, ada Nindya Karya, PT PP," tandas dia.
(nng)