7 Negara Minim SDA Tapi Kaya Raya, Ada yang Air pun Harus Impor dari Tetangga
loading...
A
A
A
PDB Italia pada 2022 tercatat sebesar USD2010,43 miliar, atau sekitar Rp30.156 triliun. Sedangkan PDB per Kapita mencapai USD32.902,67 atau sekira Rp493,5 juta.
4. Hong Kong
Hong Kong memiliki luasan tanah yang sangat kecil dengan sumber daya alam yang sangat sedikit. Oleh karena itu, negara ini mengimpor bahan mentah dan sebagian besar makanannya dari negara lain. Meski memiliki tingkat impor sangat besar, Hong Kong mampu mendorong industrinya dan sukses menghasilkan lebih dari USD440 miliar dari ekspor.
Hong Kong pada 2022 memiliki PDB sebesar USD359,84 miliar atau sekitar Rp5.397,6 triliun. Sementara, PDB per Kapita negara ini mencapai USD43.369,71 atau sekitar Rp650,5 juta.
5. Singapura
Tanpa sumber daya alam dan memiliki populasi yang sangat kecil di antara negara-negara lain dalam daftar ini, Singapura harus mengimpor semua yang mereka butuhkan, termasuk air dari negara tetangganya - Malaysia. Namun, Singapura membuktikan kepada dunia bagaimana sebuah pulau kecil dapat menjadi salah satu negara paling makmur di dunia.
Selain makmur, Singapura juga menjadi negara maju yang meraup USD420 miliar dari ekspor mesin dan peralatan, makanan dan minuman, elektronik, farmasi, bahan kimia, dan minyak sulingan. Singapura memiliki PDB USD466,79 miliar pada 2022. Sementara PDB per Kapita negara tetangga Indonesia ini mencapai USD67.359,79 atau sekitar Rp1,01 miliar, atau jauh di atas PDB per Kapita Indonesia yang pada tahun yang sama hanya Rp61,1 juta.
6. Belgia
Kecuali batu bara, yang tidak lagi ekonomis untuk dieksploitasi, Belgia tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan dana bagi pembangunan dan pertumbuhan negaranya. Selain itu, Belgia juga dikelilingi oleh negara-negara industri yang kuat seperti Prancis, Jerman dan Inggris Raya, sehingga tidak pernah memiliki kesempatan untuk membangun basis manufaktur yang sangat kuat.
Berkaca pada kenyataan tersebut, Belgia lebih berfokus pada industri teknologi tinggi dan ringan; dengan demikian menjadi eksportir utama dalam berlian jadi, mesin, dan peralatan, bahan makanan serta peralatan logam dan logam. Belgia pun sukses mengantongi PDB sebesar USD578,6 miliar atau sekira Rp8.679 triliun. Sementara PDB per Kapita negara di Eropa ini mencapai USD44.075,86 atau sekitar Rp661 juta.
7. Swiss
Swiss yang bergunung-gunung dan terkurung daratan membuktikan bahwa kondisi alam yang serba terbatas tidak menjadi penghalang bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Berada di sekitar negara-industri seperti Prancis, Jerman, dan sejenisnya, Swiss tak punya peluang besar untuk berkembang dengan teknologi dan industrialisasi.
Tapi, Swiss sukses dalam industri pemrosesan makanan dan penganan yang menghasilkan banyak perusahaan makanan multinasional seperti Nestle dan sejenisnya. PDB negara ini tercatat sebesar USD807,71 miliar di 2022 atau sekira Rp12.115 triliun dan PDB per Kapita USD88.464,03 atau Rp1,3 miliar.
4. Hong Kong
Hong Kong memiliki luasan tanah yang sangat kecil dengan sumber daya alam yang sangat sedikit. Oleh karena itu, negara ini mengimpor bahan mentah dan sebagian besar makanannya dari negara lain. Meski memiliki tingkat impor sangat besar, Hong Kong mampu mendorong industrinya dan sukses menghasilkan lebih dari USD440 miliar dari ekspor.
Hong Kong pada 2022 memiliki PDB sebesar USD359,84 miliar atau sekitar Rp5.397,6 triliun. Sementara, PDB per Kapita negara ini mencapai USD43.369,71 atau sekitar Rp650,5 juta.
Baca Juga
5. Singapura
Tanpa sumber daya alam dan memiliki populasi yang sangat kecil di antara negara-negara lain dalam daftar ini, Singapura harus mengimpor semua yang mereka butuhkan, termasuk air dari negara tetangganya - Malaysia. Namun, Singapura membuktikan kepada dunia bagaimana sebuah pulau kecil dapat menjadi salah satu negara paling makmur di dunia.
Selain makmur, Singapura juga menjadi negara maju yang meraup USD420 miliar dari ekspor mesin dan peralatan, makanan dan minuman, elektronik, farmasi, bahan kimia, dan minyak sulingan. Singapura memiliki PDB USD466,79 miliar pada 2022. Sementara PDB per Kapita negara tetangga Indonesia ini mencapai USD67.359,79 atau sekitar Rp1,01 miliar, atau jauh di atas PDB per Kapita Indonesia yang pada tahun yang sama hanya Rp61,1 juta.
6. Belgia
Kecuali batu bara, yang tidak lagi ekonomis untuk dieksploitasi, Belgia tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan dana bagi pembangunan dan pertumbuhan negaranya. Selain itu, Belgia juga dikelilingi oleh negara-negara industri yang kuat seperti Prancis, Jerman dan Inggris Raya, sehingga tidak pernah memiliki kesempatan untuk membangun basis manufaktur yang sangat kuat.
Berkaca pada kenyataan tersebut, Belgia lebih berfokus pada industri teknologi tinggi dan ringan; dengan demikian menjadi eksportir utama dalam berlian jadi, mesin, dan peralatan, bahan makanan serta peralatan logam dan logam. Belgia pun sukses mengantongi PDB sebesar USD578,6 miliar atau sekira Rp8.679 triliun. Sementara PDB per Kapita negara di Eropa ini mencapai USD44.075,86 atau sekitar Rp661 juta.
7. Swiss
Swiss yang bergunung-gunung dan terkurung daratan membuktikan bahwa kondisi alam yang serba terbatas tidak menjadi penghalang bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Berada di sekitar negara-industri seperti Prancis, Jerman, dan sejenisnya, Swiss tak punya peluang besar untuk berkembang dengan teknologi dan industrialisasi.
Tapi, Swiss sukses dalam industri pemrosesan makanan dan penganan yang menghasilkan banyak perusahaan makanan multinasional seperti Nestle dan sejenisnya. PDB negara ini tercatat sebesar USD807,71 miliar di 2022 atau sekira Rp12.115 triliun dan PDB per Kapita USD88.464,03 atau Rp1,3 miliar.