Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam Berakhir, Rusia Disebut Menikam dari Belakang

Kamis, 20 Juli 2023 - 03:44 WIB
loading...
Kesepakatan Ekspor Biji-bijian...
Penarikan Rusia dari kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman melalui Laut Hitam, dianggap sebagai langkah yang menikam dari belakang. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Penarikan Rusia dari kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman melalui Laut Hitam , dianggap oleh pemerintah Kenya sebagai langkah yang menikam dari belakang. Pasalnya di sisi lain banyak negara-negara yang sedang dilanda kekeringan.



Kenya menjadi salah satunya, dimana mereka mengalami salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade. Sementara itu Moskow mengatakan, pada awal pekan kemarin bahwa mereka tidak akan memperbarui kesepakatan laut hitam, usai menuduh Barat tidak menjaga sisi tawar-menawarnya.



Blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina tahun lalu mengancam, bakal menyebabkan kekurangan pangan di beberapa bagian Afrika. Harga biji-bijian saat itu juga melonjak, tetapi ada kesepakatan pada Juli 2022 yang ditengahi oleh Turki dan PBB untuk memungkinkan produk penting Ukraina kembali ke pasar dunia.

Keputusan Rusia keluar dari kesepakatan laut hitam dikutuk oleh para pemimpin dunia, yang mengatakan, hal itu akan mempengaruhi beberapa orang termiskin di planet ini. Sedangkan, Rusia mengatakan akan kembali ke perjanjian jika persyaratannya terpenuhi.

"Keputusan Rusia untuk keluar dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam adalah tikaman dari belakang terhadap harga ketahanan pangan global dan secara tidak proporsional berdampak pada negara-negara di Tanduk Afrika yang sudah terkena dampak kekeringan," ujar Korir Sing'Oei, seorang menteri di kementerian luar negeri Kenya dalam sebuah tweet-nya.

Lebih dari 50 juta orang di Somalia, Kenya, Ethiopia dan Sudan Selatan membutuhkan bantuan pangan karena minimnya curah hujan selama bertahun-tahun. Rusia menerangkan, bahwa kegagalan Ukraina untuk mengekspor lebih banyak biji-bijian ke negara-negara miskin adalah salah satu alasan mereka menarik diri dari kesepakatan.

Namun, PBB mengungkapkan bahwa di bawah kesepakatan biji-bijian, Ukraina telah mengirim 625.000 ton makanan sebagai bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan dan Yaman. Namun kesepakatan itu secara resmi berakhir tepat setelah tengah malam pada hari Selasa waktu Istanbul (21:00 GMT). Dimana kapal kargo dapat melewati Laut Hitam dari pelabuhan Odesa, Chornomorsk dan Yuzhny / Pivdennyi.

Di sisi lain Presiden Rusia, Vladimir Putin telah lama mengeluhkan, bahwa bagian dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor makanan dan pupuk Rusia belum dijalankan. Rusia juga menyoroti bahwa sanksi Barat membatasi ekspor pertanian. Putin berulang kali mengancam akan menarik diri dari perjanjian.

Kementerian luar negeri Rusia pada hari Senin mengulangi keluhan ini, menuduh Barat melakukan "sabotase terbuka" dan "egois" dengan menempatkan kepentingan komersial kesepakatan di atas tujuan kemanusiaannya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)