Bank Barat Terbesar Ini Masih Beroperasi di Rusia, Malah Naikkan Gaji Karyawan

Kamis, 03 Agustus 2023 - 11:02 WIB
loading...
Bank Barat Terbesar Ini Masih Beroperasi di Rusia, Malah Naikkan Gaji Karyawan
Bank barat terbesar, Raiffeisen Bank hingga kini masih beroperasi di Rusia. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Raiffeisen Bank , bank barat terbesar asal Austria hingga kini masih beroperasi di Rusia meskipun perusahaan-perusahaan besar berbondong-bondong hengkang dari negara tersebut. Alih-alih rugi, Raiffeisen justru menaikkan gaji karyawan.

Mengutip Business Insider, Raiffeisen menaikkan gaji karyawan sebesar USD220 juta selama 6 bulan terakhir dengan rata-rata USD24.000 per karyawan. Berdasarkan laporan perusahaan, biaya staf di anak perusahaan meningkat sebesar 199 juta euro atau USD219 juta di Semester I-2023.



Adapun pemberi pinjaman yang berbasis di Wina ini memiliki hampir 10.000 staf di Rusia, yang artinya sekitar 22.000 euro, atau lebih dari USD24.000 dalam pembayaran per karyawan di Rusia.

Raiffeisen merinci kenaikan tersebut terdiri dari gaji pokok hingga jaminan sosial dengan ketentuan pembayaran satu kali gaji di tengah peningkatan jumlah karyawan. Raiffeisen Bank menambah 331 staf pada paruh pertama tahun ini.

Meskipun peningkatan jumlah karyawan sangat kecil, biaya staf meningkat dua kali lipat, dilaporkan Financial Times.
Reuters melaporkan anak usaha Raiffeisen Bank di Rusia ini terus mencetak keuntungan.

Laba setelah pajak naik 9% dalam setahun menjadi 685 juta euro dalam enam bulan pertama tahun ini. Sebaliknya, laba di seluruh grup justru turun 24% selama periode tersebut.

Namun, perusahaan mengalami tekanan yang meningkat untuk keluar dari pasar Rusia karena perang Ukraina, dan mereka berencana hengkang dari Rusia.

"Kami terus bekerja dengan kecepatan penuh pada dua opsi untuk bisnis kami di Rusia, yaitu penjualan dan spin off. Sementara kami mengerjakan opsi-opsi yang rumit ini, kami terus mengurangi bisnis di Rusia," kata Kepala Eksekutif Johann Strobl.

Strobl mengungkapkan Raiffeisen akan memisahkan bisnisnya di Rusia pada akhir 2023. Meski begitu, keluar dari Rusia cukup rumit karena Kremlin semakin mempersulit untuk meninggalkan negara tersebut.

"Kondisi pasar untuk bisnis di Rusia sangat kompleks. Hukum dan peraturan lokal dan internasional yang mengatur penjualan bisnis di Rusia terus berubah," tulis bank tersebut dalam laporan kuartal kedua.



The New York Times melaporkan ekonomi Rusia di masa perang terus berkembang pesat didorong upaya-upaya yang didukung oleh negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun pertumbuhan tersebut tidak berlanjut di tengah sanksi barat yang terus meluas.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2349 seconds (0.1#10.140)