Konektivitas Tanpa Batas, Tol Trans Sumatera Mulai Dirasakan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kurun lima tahun terakhir sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Endang Bunyamin (52) misalnya, meluapkan kegembiraannya saat bisa merasakan perjalanan dari Palembang hingga Bakauheni , Lampung, hanya dalam lima jam dari sebelumnya 12 jam.
Perjalanan dari Palembang ke Lampung, bagi Endang, yang bekerja sebagai konsultan hukum itu, sungguh mengasyikkan. Sebelum ada tol Palembang hingga Lampung, Endang harus menempuh perjalanan melelahkan dengan ongkos yang mahal. Pria yang bermukim di Kompleks Villa Gardena, Rama Raya, Kecamatan Alang Lebar, Palembang, itu merasa lega karena tak perlu lagi melibas jalan umum yang terkadang dalam kondisi tidak mulus. “Sejak ruas tol beroperasi, perjalanan jadi cepat dan efisien,” ungkapnya.
Endang bercerita, saat dirinya dan keluarga melakukan perjalanan ke Tasikmalaya, Jawa Barat, waktu tempuh berkisar 14 jam hingga 16 jam. Padahal, sebelumnya perjalanan harus ditempuh hampir satu hari. Ruas tol trans-Sumatera dinilai dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah di pulau tersebut. Juga antara Sumatera dan Jawa yang selama ini sebagai pusat perekonomian nasional. Sumatera Selatan saat ini terhubung dengan berbagai kawasan produktif. Pertumbuhan ekonominya merangkak naik. (Baca: Trans Sumatera Tidak Layak Finansial, namun Sangat Dibutuhkan)
Tercipta pula pusat perekonomian baru. Jalan tol trans-Sumatera (JTTS) diyakini akan membawa dampak positif, terutama terhadap mobilitas masyarakat di wilayah Sumatera serta memperlancar alur distribusi melalui waktu tempuh yang singkat dengan biaya yang terjangkau. “Tentunya akan lebih menyenangkan dan menguntungkan bagi masyarakat apabila sudah terkoneksi dari Lampung hingga Aceh,” cetusnya.
Tak hanya Endang yang merasakan dampak positif adanya JTTS tersebut. Haryanto (52) pengusaha batu bara asal Palembang, merasakan perekonomian di Sumatera Selatan mulai bertumbuh sejak terkoneksi dengan JTTS. Kawasan-kawasan wisata kini banyak dikunjungi dan distribusi logistik lebih lancar dibandingkan sebelum ada JTTS. “Sekarang menjadi ramai dan pasokan kebutuhan pokok di Sumsel lebih lancar dan terkendali,”cetus pemilik PT Ikhlas Ikhtiar Barokah itu.
JTTS diyakini akan menjadi daya gedor pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera. Apalagi di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19. JTTS juga akan menimbulkan efek berantai yang besar seiring dengan terbukanya konektivitas, efisiensi waktu tempuh, dan tumbuhnya daerah-daerah ekonomi baru.
Hingga kini PT Hutama Karya (Persero) menjadi BUMN yang mendapatkan kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk membangun JTTS sepanjang 2.765 km dari Lampung hingga Aceh. Kepercayaan itu tertuang dalam Perpres No 100/2014 yang kemudian direvisi menjadi Perpres No 117/2015. Beberapa ruas tol telah dituntaskan pembangunannya dengan cepat oleh Hutama Karya dan saat ini sudah beroperasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono menilai, JTTS akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Tak hanya ekonomi wilayah Sumatera, tetapi juga perekonomian nasional. “Dengan adanya JTTS yang dibangun Hutama Karya itu, distribusi logistik akan lebih cepat 70%. Tentu ini akan memberikan dampak berantai bagi proses distribusi di kawasan itu,” tegasnya.
Dengan beroperasinya JTTS, kegiatan logistik lebih lancar dan lebih efektif sehingga ketersediaan barang, khususnya barang konsumsi bagi masyarakat, bisa terpenuhi dengan cepat. Budi menilai, dengan tumbuhnya pusat ekonomi baru di kawasan sekitar JTTS, maka sektor logistik juga akan bertumbuh. Karena kebutuhan logistik di kawasan tersebut dipastikan ikut meningkat. (Baca juga: Mantan Menkeu Sebut Ada Tiga Bisnis yang Terancam Tutup)
Tak hanya sektor logistik, industri automotif pun yakin akan mendapat berkah dari adanya JTTS. “Tentu dengan adanya JTTS, mobilitas masyarakat akan meningkat dan membutuhkan kendaraan. Terutama kendaraan jenis komersial karena adanya kawasan-kawasan industri dan kawasan ekonomi lain yang berkembang,” tegas Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara.
Perjalanan dari Palembang ke Lampung, bagi Endang, yang bekerja sebagai konsultan hukum itu, sungguh mengasyikkan. Sebelum ada tol Palembang hingga Lampung, Endang harus menempuh perjalanan melelahkan dengan ongkos yang mahal. Pria yang bermukim di Kompleks Villa Gardena, Rama Raya, Kecamatan Alang Lebar, Palembang, itu merasa lega karena tak perlu lagi melibas jalan umum yang terkadang dalam kondisi tidak mulus. “Sejak ruas tol beroperasi, perjalanan jadi cepat dan efisien,” ungkapnya.
Endang bercerita, saat dirinya dan keluarga melakukan perjalanan ke Tasikmalaya, Jawa Barat, waktu tempuh berkisar 14 jam hingga 16 jam. Padahal, sebelumnya perjalanan harus ditempuh hampir satu hari. Ruas tol trans-Sumatera dinilai dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah di pulau tersebut. Juga antara Sumatera dan Jawa yang selama ini sebagai pusat perekonomian nasional. Sumatera Selatan saat ini terhubung dengan berbagai kawasan produktif. Pertumbuhan ekonominya merangkak naik. (Baca: Trans Sumatera Tidak Layak Finansial, namun Sangat Dibutuhkan)
Tercipta pula pusat perekonomian baru. Jalan tol trans-Sumatera (JTTS) diyakini akan membawa dampak positif, terutama terhadap mobilitas masyarakat di wilayah Sumatera serta memperlancar alur distribusi melalui waktu tempuh yang singkat dengan biaya yang terjangkau. “Tentunya akan lebih menyenangkan dan menguntungkan bagi masyarakat apabila sudah terkoneksi dari Lampung hingga Aceh,” cetusnya.
Tak hanya Endang yang merasakan dampak positif adanya JTTS tersebut. Haryanto (52) pengusaha batu bara asal Palembang, merasakan perekonomian di Sumatera Selatan mulai bertumbuh sejak terkoneksi dengan JTTS. Kawasan-kawasan wisata kini banyak dikunjungi dan distribusi logistik lebih lancar dibandingkan sebelum ada JTTS. “Sekarang menjadi ramai dan pasokan kebutuhan pokok di Sumsel lebih lancar dan terkendali,”cetus pemilik PT Ikhlas Ikhtiar Barokah itu.
JTTS diyakini akan menjadi daya gedor pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera. Apalagi di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19. JTTS juga akan menimbulkan efek berantai yang besar seiring dengan terbukanya konektivitas, efisiensi waktu tempuh, dan tumbuhnya daerah-daerah ekonomi baru.
Hingga kini PT Hutama Karya (Persero) menjadi BUMN yang mendapatkan kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk membangun JTTS sepanjang 2.765 km dari Lampung hingga Aceh. Kepercayaan itu tertuang dalam Perpres No 100/2014 yang kemudian direvisi menjadi Perpres No 117/2015. Beberapa ruas tol telah dituntaskan pembangunannya dengan cepat oleh Hutama Karya dan saat ini sudah beroperasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono menilai, JTTS akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Tak hanya ekonomi wilayah Sumatera, tetapi juga perekonomian nasional. “Dengan adanya JTTS yang dibangun Hutama Karya itu, distribusi logistik akan lebih cepat 70%. Tentu ini akan memberikan dampak berantai bagi proses distribusi di kawasan itu,” tegasnya.
Dengan beroperasinya JTTS, kegiatan logistik lebih lancar dan lebih efektif sehingga ketersediaan barang, khususnya barang konsumsi bagi masyarakat, bisa terpenuhi dengan cepat. Budi menilai, dengan tumbuhnya pusat ekonomi baru di kawasan sekitar JTTS, maka sektor logistik juga akan bertumbuh. Karena kebutuhan logistik di kawasan tersebut dipastikan ikut meningkat. (Baca juga: Mantan Menkeu Sebut Ada Tiga Bisnis yang Terancam Tutup)
Tak hanya sektor logistik, industri automotif pun yakin akan mendapat berkah dari adanya JTTS. “Tentu dengan adanya JTTS, mobilitas masyarakat akan meningkat dan membutuhkan kendaraan. Terutama kendaraan jenis komersial karena adanya kawasan-kawasan industri dan kawasan ekonomi lain yang berkembang,” tegas Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara.