Data Suram Ekonomi China: Ekspor Anjlok 14,5% dan Impor Merosot Tembus 12 Persen

Rabu, 09 Agustus 2023 - 07:38 WIB
loading...
Data Suram Ekonomi China:...
Ekspor dan impor China turun tajam melebihi yang diperkirakan bulan seiring pelemahan permintaan global hingga mengancam prospek pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Foto/Dok
A A A
BEIJING - Ekspor dan impor China turun tajam melebihi yang diperkirakan bulan seiring pelemahan permintaan global hingga mengancam prospek pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Angka resmi menunjukkan bahwa ekspor China turun 14,5% pada Juli 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara impor anjlok hingga 12,4%.



Angka-angka perdagangan yang suram memperkuat kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu dapat melambat lebih lanjut tahun ini. Kondisi ini bakal meningkatkan tekanan pada Beijing untuk membantu meningkatkan pemulihan pascapandemi.

Ekonomi China pada tahun lalu tercatat hanya tumbuh 3%, terlepas dari perlambatan ketika Covid melanda, hal itu menjadi level terlemah sejak 1976. Di mana mencerminkan efek dari kebijakan pembatasan Covid yang paling ketat di dunia, setelah di sisi lain banyak negara melanjutkan pola yang lebih normal.



Lockdown penuh diberlakukan selama dua bulan penuh mulai Maret 2022 di pusat keuangan Shanghai, rumah bagi sekitar 25 juta orang. Saat itu pemerintah mengirimkan paket makanan kepada penduduk yang dikurung di rumah mereka. Meskipun para pejabat melonggarkan pembatasan pada bulan November, pemulihan tetap lesu.

Di sisi lain tingkat pengangguran di kalangan pemuda China melebihi 20% pada bulan Mei dan krisis di sektor perumahan telah merusak kepercayaan.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di luar negeri juga telah mengurangi permintaan asing untuk barang-barang China, sementara ketegangan geopolitik antara China dan AS dan lainnya telah menelan korban lebih lanjut pada perdagangan, mendorong perusahaan-perusahaan internasional untuk mengalihkan investasi ke luar negeri.

Juli adalah bulan ketiga berturut-turut bahwa pengiriman China ke luar negeri telah menurun, menandai penurunan paling tajam sejak Februari 2020 pada puncak pandemi.

Tercatat, ekspor ke Amerika Serikat atau AS, salah satu pembeli terbesar China mengalami penurunan sebesar 23,1% secara year to year (YoY). Uni Eropa juga membeli 20,6% lebih sedikit dari China.

Louise Loo dari Oxford Economics memperingatkan, bahwa tekanan pada perdagangan luar negeri akan tetap ada, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dan kenaikan biaya hidup membebani kegiatan ekonomi di bagian lain dunia, mengikis permintaan barang.

"Latar belakang permintaan eksternal China bisa menjadi jauh lebih menantang di kuartal mendatang," katanya.

Posisi China sebagai importir utama juga berarti kinerja perdagangannya yang lamban kemungkinan akan memiliki efek knock-on pada ekonomi global, kata Steve Clayton, kepala dana ekuitas untuk perusahaan investasi Hargreaves Lansdown.

Bank sentral China telah memangkas suku bunga dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi dan regulator juga telah melonggarkan pengawasan mereka terhadap sektor-sektor utama seperti industri teknologi. Namun para pejabat sejauh ini menolak langkah-langkah besar untuk merangsang ekonomi.

Pertumbuhan yang lemah berarti China tidak menghadapi kenaikan harga yang telah mengguncang banyak negara lain dan mendorong para bankir sentral di tempat lain untuk secara tajam meningkatkan biaya pinjaman.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Murka! Tak Mau...
China Murka! Tak Mau Bertekuk Lutut dari Ancaman Tarif AS
AS dan China Saling...
AS dan China Saling Serang, Trump Ancam Gebuk Tarif Tambahan 50%
China Balas Tarif Impor...
China Balas Tarif Impor 34% Semua Barang dari AS, Trump: Mereka Panik!
Perang Dagang Mencekam,...
Perang Dagang Mencekam, China Balas Tarif Impor 34% untuk Semua Barang dari AS
10 Orang Terkaya China...
10 Orang Terkaya China 2025, Founder TikTok Jadi Nomor 1
Ekonomi 15 Negara Mitra...
Ekonomi 15 Negara Mitra Dagang AS yang Paling Terpukul Tarif Timbal Balik Trump
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Rekomendasi
Audi Ancam Keluar dari...
Audi Ancam Keluar dari AS Jika Kebijakan Tarif Impor Tidak Dihentikan
Blake Lively Akhirnya...
Blake Lively Akhirnya Minta Maaf ke Taylor Swift, Perselisihan Berakhir Damai
Politik Disinformasi...
Politik Disinformasi dan Gangguan Perhatian Kolektif
Berita Terkini
Prabowo Sebut Utang...
Prabowo Sebut Utang Indonesia Salah Satu yang Terkecil di Dunia
27 menit yang lalu
Inflasi Ramadan Tembus...
Inflasi Ramadan Tembus 1,65%, Dipicu Kenaikan Tarif Listrik dan Bumbu Dapur
2 jam yang lalu
Smelter PT Ceria Masuk...
Smelter PT Ceria Masuk Tahap Akhir, Produksi Komersial FeNi Ditarget Akhir April
2 jam yang lalu
BEI Ungkap Alasan Ubah...
BEI Ungkap Alasan Ubah Aturan Batas Trading Halt Jadi 8%
2 jam yang lalu
China Murka! Tak Mau...
China Murka! Tak Mau Bertekuk Lutut dari Ancaman Tarif AS
3 jam yang lalu
IHSG Terjun Bebas Lebih...
IHSG Terjun Bebas Lebih 9%, BEI Langsung Aktifkan Trading Halt
4 jam yang lalu
Infografis
Negara-negara ASEAN,...
Negara-negara ASEAN, China dan Jepang Bersatu Siap Kuasai Ekonomi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved