PT Vale Optimistis Capai Target Produksi di Tengah Pandemi COVID-19

Rabu, 29 Juli 2020 - 18:00 WIB
loading...
PT Vale Optimistis Capai...
Karyawan mengecek jumlah produksi nikel yang siap diangkut di Mining Plant PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako. Foto: SINDOnews/Muctamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Perusahaan tambang terbesar di Sulsel, PT Vale optimistis mencapai target produksi meski dihadapkan dengan sejumlah tantangan di tengah pandemi. Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Keuangan Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, Rabu (29/7/2020).

Dia menjelaskan, secara garis besar, pada semester I 2020 tidak ada pengaruh dari pandemi yang cukup signifikan pada angka yang sudah dilaporkan, baik dari sisi produksi maupun finansial. Tercatat, pada semester I 2020, PT Vale mencapai ebida sebesar USD111,8 juta.



"Produksi kita di semester I 2020 masih memenuhi target yang kita canangkan di awal tahun, begitupun dengan finansial. Walaupun harga nikel mengalami penurunan tetapi juga terjadi penurunan harga di komoditas lain. Jadi saling menutupi. Proyeksi kita di paruh ke 2 2020 tetap optimis tapi hati-hati," ujarnya.

Dia menuturkan, PT Vale memiliki tanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambilnya terkait produksi, baik kepada masyarakat hingga penerimaan pemerintah daerah.

"Keputusan perusahaan misal mengurangi produksi akan berpengaruh di lingkungan di mana kami beroperasi. Ada banyak desakan untuk menghentikan operasi, tapi banyak dampaknya, ke masyarakat dan pemerintah daerah karena berpengaruh ke penerimaan daerah dan fasilitas yang diterima masyarakat," katanya.

Selain itu, Anto juga menjelaskan bahwa harga nikel dua pekan belakangan ini memang terjadi kenaikan, walaupun belum signifikan. Karena faktanya, dari sisi demand dan supply nikel memang terjadi perlambatan.



Dari sisi demand, kata dia, stok stainly steel di China masih cukup tinggi dan tidak teserap sesuai yang diharapkan sehingga mengurangi proyeksi kebutuhan nikel di industri stainly steel.

Di industri lain yang juga membutuhkan nikel terjadi perlambatan serapan dan produksi dalam waktu beberapa bulan belakangan, sehingga tidak dipungkiri bahwa hal tersebut sebagai dampak dari terjadinya pandemi di berbagai negara sebagai produsen dan konsumen nikel itu sendiri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1400 seconds (0.1#10.140)