Saham Properti China Evergrande Anjlok 87% Diteror Rugi Rp82 Triliun

Senin, 28 Agustus 2023 - 17:38 WIB
loading...
Saham Properti China Evergrande Anjlok 87% Diteror Rugi Rp82 Triliun
Pengembang properti di China menghadapi kesulitan keuangan. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Saham pengembang properti China dengan utang terbesar dunia, yakni Evergrande Group anjlok 87% pada pembukaan, Senin (28/8). Penurunan saham tersebut terjadi pertama kali sejak Maret 2022 setelah kembali ke bursa saham.

Mengutip CNBC Internasional, saham tersebut turun 22 sen Hong Kong dibandingkan penutupan terakhir 1,65 dolar Hong Kong per saham pada 18 Maret 2022. Dimulainya kembali perdagangan saham tersebut terjadi ketika perusahaan membukukan kerugian 39,25 miliar yuan atau setara Rp82 triliun untuk 6 bulan berakhir Juni 2023.

Adapun kerugian tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 86,17 miliar yuan. Adapun pendapatan perusahaan mencapai sebesar 128,81 miliar yuan, naik dari 89,28 miliar yuan pada Juni 2022.



Pada Juli, perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat (AS) untuk melindungi aset-asetnya dari para kreditur. Sementara, perusahaan mengupayakan kesepakatan restrukturisasi.

Dalam pengajuan ke bursa Hong Kong, Evergrande mengungkapkan bahwa mereka memiliki total kewajiban 2,39 triliun yuan pada Juni sedikit lebih rendah dari 2,44 triliun yuan dalam periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Hingga Juni, Evergrande memiliki total aset sebesar 1,74 triliun yuan, termasuk total kas, setara kas, dan kas yang dibatasi penggunaannya sebesar 13,4 miliar yuan. Evergrande mengalami gagal bayar pada 2021, dan mengumumkan program restrukturisasi utang luar negeri pada Maret setelah berjuang menyelesaikan proyek dan membayar pinjaman.



Awal tahun ini, perusahaan membukukan kerugian gabungan sebesar USD81 miliar dalam laporan pendapatan yang sudah lama tertunda. Kerugian bersih tahun 2021 dan 2022 masing-masing sebesar 476 miliar yuan dan 105,9 miliar yuan sebagai akibat dari penghapusan properti, pengembalian tanah, kerugian atas aset keuangan, dan biaya pembiayaan, kata perusahaan. Pada 2020, sebelum perusahaan mengalami gagal bayar, Evergrande membukukan laba bersih sebesar 8,1 miliar yuan.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1274 seconds (0.1#10.140)