AS Resesi, Indonesia Berharap Kuartal III Tumbuh

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 06:45 WIB
loading...
A A A
Dia melanjutkan, semua negara tinggal menunggu waktu untuk menyatakan secara resmi mengalami resesi. Hal ini karena secara kasatmata proses resesi tersebut sudah berlangsung sejak awal tahun.

"Negara-negara tertentu yang sangat bergantung pada ekspor akan terseret lebih dalam karena selain terjadi wabah di domestik, ekspornya juga turun akibat penurunan ekonomi global. Tapi Indonesia bukan negara seperti itu, kita tidak bergantung ekspor," tandasnya.

Adapun Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai resesi ekonomi AS bisa mengubah kepercayaan investor untuk berinvestasi di setiap negara, termasuk Indonesia. Di antaranya pada sektor investasi berisiko tinggi seperti saham. “Perubahan prilaku investor semakin mengincar safe haven seperti emas dan government bond," ujar Bhima.

Dia melanjutkan, apabila investor enggan berinvestasi di Indonesia, hal itu akan membuat aliran modal asing banyak keluar dari pasar modal. (Baca juga: Baru Pertama Potong Hewan Kurban, Ustaz Abdul Somad Dibimbing Juleha)

"Artinya capital outflow dari pasar modal kemungkinan besar terjadi. Dalam sepekan terakhir nett sell atau penjualan bersih saham di Indonesia naik Rp1,86 triliun. Aksi jual terus berlanjut," katanya.

Sebelumnya Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III memiliki kesempatan untuk tumbuh positif. Hal ini, menurut dia, bisa terjadi asalkan rasa aman di masyarakat kembali tumbuh.

"Satgas ekonomi diberi pesan khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, terutama karena pada kuartal III sampai akhir bulan September ini penting sekali dijaga agar pertumbuhannya sebisa mungkin jangan sampai negatif," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Apa yang disampaikan Budi tidak lepas dari kekhawatiran pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 yang diramalkan bakal terkontraksi -3 hingga -5%. Kinerja ekonomi periode April–Juni itu diperkirakan lebih buruk bila dibandingkan dengan kuartal I/2020 yang tumbuh 2,97% (year on year). (Lihat Videonya: Terlibat Prostitusi Online, Artis VS Diringkus Polisi)

Menurut Budi Gunadi, faktor rasa aman di masyarakat merupakan kunci agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tidak negatif. Dengan adanya rasa aman, masyarakat bisa berani keluar, melakukan kontak fisik, dan aktivitas ekonomi berputar kembali.

“Kontak fisik yang digantikan dengan kontak virtual belum bisa menyamai level aktivitas ekonomi layaknya kontak fisik yang biasanya," tambah Budi. (Rina Anggraeni/Michelle Natalia/Yanto Kusdiantono)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2363 seconds (0.1#10.140)