Perubahan Iklim Hantui Dunia, Mari Elka Pangestu Ungkap Dampaknya ke Indonesia

Jum'at, 08 September 2023 - 15:05 WIB
loading...
Perubahan Iklim Hantui...
Mantan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan, dan Kemitraan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu berbicara perubahan iklim yang tengah dihadapi dunia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Mantan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan, dan Kemitraan Bank Dunia , Mari Elka Pangestu berbicara perubahan iklim yang tengah dihadapi dunia. Mari Elka mengatakan, bahwa perubahan iklim ini akan berdampak terhadap penurunan 1,24% pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan bahkan 2050-2060 akan lebih besar lagi 3,45 persen.

"Jadi dari segi pertumbuhan saja besar dampaknya belum lagi dampak dari polusi dan disaster yang menyebabkan cost yang besar, bahkan bisa turun 1,2 persen per tahun karena polusi dan seterusnya," kata Mari Elka dalam acara Indonesia Sustainability Forum yang diselenggarakan di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).



"Saya rasa kita yang menghadapi polusi di Jakarta sangat menyadari itu saat ini," tambahnya.

Mari Elka juga menerangkan, perubahan iklim akan berdampak dengan hilangnya tenaga kerja 0,6% dari PDB. Oleh karenanya ia mengatakan perlu adanya langkah yang serius dalam mengatasi permasalahan ini.



Sebelumnya juga disebutkan oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva. Dimana Ia mengatakan, betapa parahnya perubahan iklim ini akan berdampak terhadap kawasan ASEAN.

Dimana suhu saat ini sudah meningkat dua kali lipat dari biasanya dan ini menyebabkan terjadinya bencana alam. Adapun negara kawasan ASEAN yang paling terdampak bencana alam yakni Vietnam, Filipina, Mianmar, Taiwan. Indonesia juga termasuk ke dalam 10 negara indeks resiko iklim global.

Kristalina menyebutkan, bahwa Indonesia terkena dampak parah dari bencana alam karena adanya kenaikan permukaan air laut, adanya kebakaran hutan di Indonesia. Ini juga tentunya akan berdampak terhadap perekonomian.

"Kami memperkirakan kerugian ekonomi akibat bencana di ASEAN rata-rata sekitar USD100 miliar per tahun dan lebih signifikan lagi jika kita melihat ke masa depan," katanya dalam sambutan di acara Indonesia Sustainability Forum yang diselenggarakan di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Di satu sisi, Kristalina mengapresiasi, langkah-langkah yang sudah mulai dilakukan oleh negara-negara di ASEAN dalam melakukan tindakan pencegahan perubahan iklim saat ini. "Semua negara ASEAN berkomitmen terhadap Perjanjian Paris, yang tujuannya harus menjamin netralitas karbon pada tahun 2050," katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2468 seconds (0.1#10.140)