Berdayakan Jutaan Petani dengan AI, Indonesia dan Korea Luncurkan Platform GDEP

Jum'at, 15 September 2023 - 13:38 WIB
loading...
Berdayakan Jutaan Petani...
Moeldoko mengatakan, melalui GDEP, Indonesia akan memberdayakan 62 juta petani Indonesia dengan AI dan transformasi digital. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pemerintah Korea dan Indonesia meluncurkan platform Ekonomi Digital Hijau (GDEP). Peluncuran ini dilakukan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (13/9/2023) dan dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, pendiri HumanX / DQ Institute Yuhyun Park serta Ketua Komisi Presidensial untuk Netralitas Karbon dan Pertumbuhan Kim Sang-Hyup.



Peluncuran ini dalam rangka KTT ASEAN-Republik Korea ke-24 yang diadakan pada 6 September lalu yang menghasilkan kesepakatan untuk mempromosikan ekonomi hijau dan digital, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta netralitas karbon di kawasan.

GDEP adalah platform inovasi dan kolaborasi bisnis yang menyelaraskan ekonomi digital dan keberlanjutan dengan memelopori model 'cross economy', yang melampaui kerangka ‘circular economy” tradisional.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi Korea, pasar dan sumber daya Indonesia yang luas, serta riset dan investasi global, GDEP siap mendorong inovasi digital yang transformatif di bidang teknologi pertanian, teknologi iklim, dan perdagangan karbon. Dampak beragam pada ekonomi digital dan keberlanjutan akan dipantau melalui Indeks Digital-ESG, yang dipelopori oleh Taskforce on Digital-related Financial Disclosure.



Kepala Staf Kepresidenan yang juga Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia, Moeldoko mengatakan, melalui GDEP, Indonesia akan memberdayakan 62 juta petani Indonesia dengan AI dan transformasi digital. Platform ini juga bisa diselaraskan dengan konsep metafarming yang dirancang oleh Gerakan Maju Tani Indonesia dalam rangka mencetak 10 juta petani digital pada akhir 2014.

“Inisiatif GDEP ini memang cukup signifikan. Masa depan kita bergantung pada dua hal penting: hijau dan digital. Sudah menjadi kewajiban kita untuk mempelopori pembentukan standar global pada titik penting ini di mana hijau bertemu dengan digital. Dalam hal ini, GDEP tepat sasaran apalagi Gerakan Maju Tani Indonesia juga memanfaatkan teknologi yaitu metafarming guna meningkatkan jumlah petani di Indonesia,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Kamis (14/9/2023).

Moeldoko menekankan, pentingnya keberlanjutan dan ekonomi digital, khususnya dalam mengatasi ketahanan pangan. Moeldoko, baru saja didaulat menjadi 'Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia'. Gerakan akar rumput yang dipimpin oleh generasi muda di Indonesia, bertujuan untuk mengubah pertanian tradisional menjadi sektor teknologi pertanian yang sangat menguntungkan. Informasi lengkap tentang Maju Tani bisa diakses di majutani.id.

“Hal yang menonjol dari GDEP adalah kepeloporannya dalam merintis paradigma baru dalam konvergensi ekonomi hijau dan digital. Bergerak melampaui ekonomi sirkular, kami mendorong ekonomi lintas sektoral, yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang eksplosif sambil mempromosikan keberlanjutan dan kesejahteraan digital. Dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan populasi yang muda, pendekatan ekonomi lintas sektoral dapat membuka potensi maksimum, menawarkan kendaraan yang luar biasa bagi kedua negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi,” ungkap Moeldoko.

Provinsi Kalimantan Utara telah ditunjuk sebagai tempat uji coba platform ini, dan memainkan peran penting sebagai pusat nasional dan global untuk penyebaran pengetahuan. Melalui GDEP, para petani akan menerima pelatihan literasi dan keterampilan digital sambil mendapatkan akses ke praktik dan teknologi terkini, termasuk meta-farming.

Pendiri HumanX / DQ Institute, Yuhyun Park mengungkapkan, tujuan membangun platform kolaborasi inovatif yang memberdayakan petani ini adalah untuk merasakan manfaat ekonomi tiga kali lipat dengan mengintegrasikan digitalisasi dan keterlibatan dalam perdagangan karbon, sehingga memperluas sumber pendapatan mereka secara signifikan.

Ketua Komisi Presidentsial untuk Netralitas Karbon dan Pertumbuhan Kim Sang-Hyup menegaskan, Indonesia adalah mitra strategis penting bagi Korea.

“Saat kita merayakan ulang tahun ke-50 kemitraan diplomatik, kedua negara perlu menjalin kolaborasi ekonomi yang konkret untuk bersama-sama mengejar netralitas karbon dan inovasi digital, yang akan memperkuat ekonomi hijau. Oleh karena itu, kolaborasi ini memiliki arti yang sangat penting,” jelas Kim.

GDEP melibatkan jaringan yang lebih luas dari multi-pemangku kepentingan di kedua negara untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan, menciptakan lanskap yang matang untuk inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan. Investasi dalam platform ini diperkirakan akan melebihi USD $1 miliar.

GDEP bertujuan untuk membangun ekosistem inovasi yang menghubungkan bisnis Korea dan Indonesia serta mitra riset dan investor internasional. Misi utamanya adalah untuk memperjuangkan keberlanjutan, mendorong kesejahteraan digital, dan memajukan ekonomi digital, yang didasarkan pada tiga pilar berikut:

• Technopreneurship: Melalui kolaborasi strategis dengan riset teknologi, kekayaan intelektual atau Intellectual Property (IP), dan keahlian dari universitas dan perusahaan terkemuka di Korea dan internasional, ditambah dengan investasi asing dan dukungan pemerintah, GDEP bertujuan untuk menumbuhkan lingkungan di mana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan startup Indonesia dan Korea dapat berkembang, berpotensi mencapai status 'unicorn'. Hal ini berpedoman pada prinsip “cross economy”.

• Perdagangan Kredit Karbon: Dengan memanfaatkan Standar Digital-ESG, GDEP akan menerapkan kerangka kerja untuk penilaian penggantian kerugian karbon dan perdagangan karbon. Strategi ini dirancang untuk memastikan bahwa para pemangku kepentingan memperoleh manfaat lebih luas dari upaya perdagangan karbon mereka.

• Pemantauan Dampak: Integrasi Indeks Digital-ESG memainkan peran penting dalam memantau kinerja portofolio. Metrik ini tidak hanya akan menilai dampak dunia nyata, tetapi juga memberikan wawasan berharga mengenai kemajuan negara dalam bidang ekonomi digital dan praktik berkelanjutan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mengurai Risiko Perubahan...
Mengurai Risiko Perubahan Status Mitra Platform Menjadi Karyawan
Transformasi ESG Berbasis...
Transformasi ESG Berbasis Teknologi, Envicount Luncurkan Platform Inovatif
Industri Hortikultura...
Industri Hortikultura Menjanjikan, EWINDO Bangun Fasilitas Penelitian & Pengembangan Baru
Pusat Data Senilai Rp4,8...
Pusat Data Senilai Rp4,8 T Mulai Pembangunan di Jantung Bisnis Jakarta
DPN APTI Dorong Kepala...
DPN APTI Dorong Kepala Daerah Terpilih Lindungi Petani Tembakau
Dukung Asta Cita, Legislator...
Dukung Asta Cita, Legislator Arif Rahman Dorong Petani Gunakan Pupuk Berimbang
Transformasi Hijau,...
Transformasi Hijau, Semen Indonesia Borong 3 Proper Emas
Lewat Program Petani...
Lewat Program Petani Maju, Syngenta Perkuat Kolaborasi di Sektor Pertanian
Tuntaskan Konflik Petani...
Tuntaskan Konflik Petani Singkong, Mentan Amran Tetapkan Harga dan Larang Impor
Rekomendasi
Jambore Karhutla Riau...
Jambore Karhutla Riau 2025, Kapolri: Pemuda Ujung Tombak Penjaga Kelestarian Lingkungan
Warna Motor Royal Enfield...
Warna Motor Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK Beda dengan di LHKPN
Desain 4 Model iPhone...
Desain 4 Model iPhone 17 Bocor, Begini Bentuknya
Berita Terkini
Nabung Emas Lewat Aplikasi...
Nabung Emas Lewat Aplikasi Ini, Jalan Ninja Miliki Emas Tanpa Antri
31 menit yang lalu
Bank Aladin Kantongi...
Bank Aladin Kantongi Pendapatan Rp613 Miliar, Tumbuh 84% di 2024
32 menit yang lalu
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Perkasa di Level 6.678, Nilai Transaksi Tembus Rp10,05 T
57 menit yang lalu
QRIS Diprotes AS, Begini...
QRIS Diprotes AS, Begini Tanggapan Menko Airlangga
1 jam yang lalu
Menggeliat di Tengah...
Menggeliat di Tengah Kondisi Makro Kurang Kondusif, GOOD Tebar Dividen Rp350,33 M
1 jam yang lalu
Siap-siap, ASN BIN Mulai...
Siap-siap, ASN BIN Mulai Pindah ke IKN di Bulan Juni 2025
2 jam yang lalu
Infografis
China Luncurkan AI Baru...
China Luncurkan AI Baru Manus, Pintar Analisis Pasar Saham
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved