PLN Paparkan Konsep Transisi Energi Menuju COP28 ke Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) menegaskan komitmen dalam menjalankan transisi energi yang sejalan dengan persiapan Indonesia dalam rangka 28th Conference of The Parties (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) November mendatang.
Hal itu ditegaskan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), para menteri dan pejabat setingkat menteri di acara puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Senayan, Senin (18/9) lalu.
Di acara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan ancaman nyata perubahan iklim. Hal itu, kata Kepala Negara, sudah dirasakan oleh semua negara di dunia, yang kemudian mendorong dilakukannya transisi energi.
"Sekali lagi, transisi menuju ke ekonomi hijau. Semua negara sekarang ini daur ulang sampah dikerjakan, produksi industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik dimulai dibangun di negara-negara yang siap. Biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semua yang berbau green semua dikerjakan," tegas Presiden dalam siaran pers, Selasa (19/9/2023).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menambahkan, partisipasi semua pihak menjadi kekuatan Indonesia di antara negara-negara di dunia dalam aksi iklim global dan menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk aksi iklim termasuk menyongsong COP28 Dubai. “Ini merupakan upaya nyata masyarakat bersama pemerintah dalam meningkatkan perbaikan lingkungan iklim dan aksi iklim untuk kelestarian alam,” ujarnya.
Terkait dengan itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa salah satu langkah strategis yang dilakukan PLN dalam rangka transisi ke energi bersih adalah dengan pengembangan Accelerated Renewable Energy. Rencana ini, kata Darmawan, mampu menambah porsi energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 75% atau sebesar 60 Gigawatt (GW) sampai dengan tahun 2040.
Darmawan menjelaskan, melalui Accelerated Renewable Energy Development, PLN membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui transmisi yang menghubungkan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan atau Green Enabling Super Grid. Infrastruktur ini menjadikan sistem kelistrikan antarpulau di Indonesia yang sebelumnya terfragmentasi menjadi terhubung satu sama lain.
"Indonesia merupakan negara dengan potensi EBT yang besar. Namun, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan mismatch antara lokasi sumber EBT dengan pusat demand listrik. Untuk menjawab tantangan tersebut, PLN mengembangkan Green Enabling Super Grid," ujarnya.
Menurut Darmawan, inovasi Green Enabling Super Grid ini akan dibawa PLN dalam perhelatan 28th Conference of the Parties di Dubai. Lewat inovasi ini, kata dia, PLN siap mewujudkan mimpi besar dengan menyatukan sistem ketenagalistrikan kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN Power Grid. "PLN juga mengembangkan Smart Grid dan Flexible Generation yang terintegrasi dengan Green Enabling Super Grid. Sehingga sistem kelistrikan yang dulunya rapuh dan tidak stabil, kini menjadi semakin kokoh dan andal," jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, untuk mengatasi fluktuasi suplai pembangkit EBT yang bersifat intermiten, PLN juga mengembangkan Smart Power Plant, Smart Transmission, Smart Control Center, Smart Distribution dan Smart Meter. "Inilah langkah nyata Indonesia menjadi pemimpin transisi energi dunia. Bukan hanya mengakselerasi energi terbarukan, namun juga memperkokoh kapasitas nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan Net Zero Emissions 2060," tegasnya.
Hal itu ditegaskan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), para menteri dan pejabat setingkat menteri di acara puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Senayan, Senin (18/9) lalu.
Di acara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan ancaman nyata perubahan iklim. Hal itu, kata Kepala Negara, sudah dirasakan oleh semua negara di dunia, yang kemudian mendorong dilakukannya transisi energi.
"Sekali lagi, transisi menuju ke ekonomi hijau. Semua negara sekarang ini daur ulang sampah dikerjakan, produksi industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik dimulai dibangun di negara-negara yang siap. Biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semua yang berbau green semua dikerjakan," tegas Presiden dalam siaran pers, Selasa (19/9/2023).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menambahkan, partisipasi semua pihak menjadi kekuatan Indonesia di antara negara-negara di dunia dalam aksi iklim global dan menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk aksi iklim termasuk menyongsong COP28 Dubai. “Ini merupakan upaya nyata masyarakat bersama pemerintah dalam meningkatkan perbaikan lingkungan iklim dan aksi iklim untuk kelestarian alam,” ujarnya.
Terkait dengan itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa salah satu langkah strategis yang dilakukan PLN dalam rangka transisi ke energi bersih adalah dengan pengembangan Accelerated Renewable Energy. Rencana ini, kata Darmawan, mampu menambah porsi energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 75% atau sebesar 60 Gigawatt (GW) sampai dengan tahun 2040.
Darmawan menjelaskan, melalui Accelerated Renewable Energy Development, PLN membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui transmisi yang menghubungkan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan atau Green Enabling Super Grid. Infrastruktur ini menjadikan sistem kelistrikan antarpulau di Indonesia yang sebelumnya terfragmentasi menjadi terhubung satu sama lain.
"Indonesia merupakan negara dengan potensi EBT yang besar. Namun, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan mismatch antara lokasi sumber EBT dengan pusat demand listrik. Untuk menjawab tantangan tersebut, PLN mengembangkan Green Enabling Super Grid," ujarnya.
Menurut Darmawan, inovasi Green Enabling Super Grid ini akan dibawa PLN dalam perhelatan 28th Conference of the Parties di Dubai. Lewat inovasi ini, kata dia, PLN siap mewujudkan mimpi besar dengan menyatukan sistem ketenagalistrikan kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN Power Grid. "PLN juga mengembangkan Smart Grid dan Flexible Generation yang terintegrasi dengan Green Enabling Super Grid. Sehingga sistem kelistrikan yang dulunya rapuh dan tidak stabil, kini menjadi semakin kokoh dan andal," jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, untuk mengatasi fluktuasi suplai pembangkit EBT yang bersifat intermiten, PLN juga mengembangkan Smart Power Plant, Smart Transmission, Smart Control Center, Smart Distribution dan Smart Meter. "Inilah langkah nyata Indonesia menjadi pemimpin transisi energi dunia. Bukan hanya mengakselerasi energi terbarukan, namun juga memperkokoh kapasitas nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan Net Zero Emissions 2060," tegasnya.
(fjo)