Kehidupan Miliarder Rusia Setelah 18 Bulan Perang Ukraina, Masih Tetap Kaya!

Minggu, 24 September 2023 - 06:31 WIB
loading...
A A A
Rubel yang melemah, eksodus perusahaan asing, jatuhnya harga saham perusahaan publik, dan penyitaan properti mahal, termasuk vila besar dan kapal pesiar mewah, semuanya telah mengikis kekayaan para miliarder Rusia ini.

Namun, Peter Rutland, seorang profesor di Universitas Wesleyan, mengatakan kepada Insider bahwa oligarki telah bersedia mengorbankan kepemilikan mereka di luar negeri untuk mempertahankan posisi mereka di Rusia.

"Anda akan segera kehilangan semua aset Anda di Rusia. Sekutu dan keluarga Anda yang bertanggung jawab bisa ditangkap. Tidak ada ambiguitas pada sisi negatifnya," katanya.

"Dan keuntungannya adalah Anda dapat terus menghasilkan banyak uang di Rusia," sambungnya.

Dan bagi banyak oligarki, kekayaan yang diperoleh di Rusia tetap kokoh meskipun ekonomi bergejolak. Forbes melaporkan bahwa kekayaan bersih Melnichenko mengalami peningkatan berlipat ganda sejak invasi karena meroketnya harga pupuk, yang merupakan sumber pendapatan utamanya. Dia sekarang memiliki harta senilai USD15,6 miliar, menurut data Bloomberg Billionaires Index.

Sedangkan Vladimir Potanin, melihat kekayaannya membengkak lebih dari USD6 miliar setelah membeli kembali Rosbank dari bank Prancis Société Générale pada April 2022, dilaporkan Forbes.

Potanin merupakan orang Rusia terkaya peringkat ke-50 dalam Indeks Miliarder Bloomberg, dengan kekayaan bernilai USD28,8 miliar, atau naik USD238 juta tahun ini.

Pembeliannya atas Rosbank adalah salah satu dari beberapa transaksi pengusaha Rusia yang menyapu aset Barat senilai USD40 miliar dengan harga murah dalam peristiwa yang mengingatkan pada perebutan oligarki pertama untuk aset yang dimulai pada 1980-an.

Kehidupan Kemewahan

Harapan di antara para pembuat kebijakan Barat adalah bahwa oligarki Rusia mungkin menarik dukungan mereka untuk Putin melalui kerinduan untuk kembali ke kemewahan lama mereka.

Tetapi sebaliknya, para miliarder Rusia ini hanya beradaptasi dengan paradigma baru. Beberapa oligarki telah terbukti mahir memindahkan aset dari jangkauan cengkeraman Barat atau menemukan celah dalam sanksi Barat.

Di Inggris, aturan keuangan baru sejak Brexit merusak efektivitas yang dirasakan dari penutupan rekening bank para oligarki. Investigasi New York Times menemukan bahwa ada pengecualian tertentu dari pemerintah Inggris telah memungkinkan oligarki untuk tetap membayar pengeluaran untuk koki pribadi, sopir pribadi, dan pembantu rumah tangga.

"Anda tidak dapat membelanjakan uang dengan cara yang sama seperti Anda membelanjakannya di Prancis dan London – tetapi Anda dapat membelanjakannya di Thailand atau di mana pun," kata Rutland.

Pragmatisme oligarki seharusnya tidak mengejutkan, Rutland menambahkan: "Sebagian besar tahun 1990-an ada banyak kekacauan politik. Orang-orang ini mengalami perubahan mendadak dalam aturan, jadi mereka siap untuk poros semacam ini."

Abramovich adalah salah satu contoh dari mereka yang telah meletakkan akar baru di luar Barat. Meskipun mengalami beberapa momen terendah, termasuk penjualan paksa tim sepak bola kesayangannya, Chelsea FC, dan penjualan USD1 dari operator telekomunikasi Truphone, ia belum benar-benar menghilang.

Abramovich berhasil mentransfer banyak asetnya, termasuk superyahcts dan jet pribadi, kepada anak-anaknya yang tidak terkena sanksi, seperti dilaporkan The Guardian pada bulan Januari. Dia juga menghabiskan waktu di Turki dan Uni Emirat Arab, seperti Melnichenko.

The Wall Street Journal menyebutkan pada April tahun lalu bahwa orang-orang kaya Rusia dan oligarki membeli hingga empat apartemen sekaligus di Turki pada bulan-bulan setelah sanksi diperkenalkan.

"Kami akan terus melihat Londongrad di pantai Persia," kata Rutland.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)