China Rayakan 10 Tahun Jalur Sutra Modern, Barat Tuding Diplomasi Jebakan Utang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra Baru China telah meningkatkan pengaruh politik global. Namun di sisi lain masih dipenuhi keraguan terkait kelangsungan strategi pembangunan besar-besaran yang sempat dielu-elukan oleh Xi Jinping.
Proyek jalur sutra baru ini telah diluncurkan sejak 10 tahun lalu bertujuan untuk meningkatkan pembangunan proyek infrastruktur dan investasi meningkatkan kerja sama regional melalui konektivitas yang lebih baik di antara negara-negara yang berada di jalur sutra kuno dan sekitarnya.
Inisiatif global ini telah membantu membuka jalan bagi perluasan jangkauan China ke seluruh dunia, sekaligus menawarkan peluang emas bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Sabuk ini merupakan jaringan rute darat yang berfungsi sebagai pintu gerbang China melintasi Asia Tengah dan Selatan, Timur Tengah, dan masuk ke Eropa, sedangkan Jalur Sutra terdiri dari jalur maritim yang menghubungkan daratan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa.
Belt and Road Initiative dimulai pada 2013, ketika Xi menyoroti perlunya membangun rute perdagangan baru yang dimodelkan setelah jalur sutra yang asli, yang menghubungkan China dan Timur Jauh dengan Timur Tengah dan Eropa.
Proyek ini menjadi dasar dari proyek warisannya, sebuah jaringan pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dirancang untuk merutekan kembali perdagangan global.
"Proyek ini sebagian besar telah menjadi keberhasilan diplomatik yang kuat bagi China," kata para pakar.
Namun, pertumbuhan ekonomi China kehilangan tenaga akibat dampak Covid-19 yang masih terus berlanjut. Pinjaman telah merosot dan proyek-proyek terhenti. Beberapa negara mitra terlilit utang, yang mencerminkan keretakan dalam keberlanjutan praktik pemberian pinjaman Beijing.
"Seperti banyak proyek-proyek infrastruktur besar, apa yang terjadi pada akhirnya tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan di awal. Hal yang sama juga terjadi pada Belt and Road Initiative," ujar Associate Professor Chong Ja Ian dari National University of Singapore, dikutip dari CNA, Rabu (18/10/2023).
Proyek jalur sutra baru ini telah diluncurkan sejak 10 tahun lalu bertujuan untuk meningkatkan pembangunan proyek infrastruktur dan investasi meningkatkan kerja sama regional melalui konektivitas yang lebih baik di antara negara-negara yang berada di jalur sutra kuno dan sekitarnya.
Inisiatif global ini telah membantu membuka jalan bagi perluasan jangkauan China ke seluruh dunia, sekaligus menawarkan peluang emas bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Sabuk ini merupakan jaringan rute darat yang berfungsi sebagai pintu gerbang China melintasi Asia Tengah dan Selatan, Timur Tengah, dan masuk ke Eropa, sedangkan Jalur Sutra terdiri dari jalur maritim yang menghubungkan daratan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa.
Belt and Road Initiative dimulai pada 2013, ketika Xi menyoroti perlunya membangun rute perdagangan baru yang dimodelkan setelah jalur sutra yang asli, yang menghubungkan China dan Timur Jauh dengan Timur Tengah dan Eropa.
Proyek ini menjadi dasar dari proyek warisannya, sebuah jaringan pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dirancang untuk merutekan kembali perdagangan global.
"Proyek ini sebagian besar telah menjadi keberhasilan diplomatik yang kuat bagi China," kata para pakar.
Namun, pertumbuhan ekonomi China kehilangan tenaga akibat dampak Covid-19 yang masih terus berlanjut. Pinjaman telah merosot dan proyek-proyek terhenti. Beberapa negara mitra terlilit utang, yang mencerminkan keretakan dalam keberlanjutan praktik pemberian pinjaman Beijing.
"Seperti banyak proyek-proyek infrastruktur besar, apa yang terjadi pada akhirnya tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan di awal. Hal yang sama juga terjadi pada Belt and Road Initiative," ujar Associate Professor Chong Ja Ian dari National University of Singapore, dikutip dari CNA, Rabu (18/10/2023).