Visi Misi Ganjar-Mahfud: Menerapkan 5R Ekonomi Sirkuler
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi sirkuler menjadi salah satu program lingkungan yang diusung dalam visi misi pasangan Ganjar Pranowo & Mahfud MD. Untuk mewujudkan Indonesia Unggul, Ganjar-Mahfud menekankan bahwa program ekonomi sirkuler harus dikembangkan dalam rangka mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru.
Model ekonomi sirkuler yang diusung oleh Ganjar-Mahfud dalam program lingkungannya dapat menjadi opsi alternatif dari model ekonomi linier, yang selama ini boros dalam penggunaan bahan baku dan menimbulkan banyak limbah. Take-Make-Dispose menjadi pendekatan dari ekonomi linier, yang seharusnya tidak dapat dilanjutkan bagi ekonomi berkelanjutan. Ekonomi sirkuler maka menjadi jawabannya atas masalah-masalah limbah yang mencemari lingkungan tersebut.
Dalam model ekonomi sirkular, fokus utama ditempatkan pada desain yang memprioritaskan lingkungan dengan tujuan untuk menghilangkan dampak negatif yang mungkin timbul. Pendekatan ini mencakup semua tahapan proses, dimulai dari penggunaan bahan baku produk, sistem produksi, teknologi, model distribusi, pengelolaan limbah, hingga model bisnis, yang semua dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
Konsep ekonomi sirkular dalam visi misi Ganjar-Mahfud ini bertujuan untuk menghasilkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam sebagai bahan baku, mengadopsi teknologi bersih terkini, serta memanfaatkan model bisnis yang ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan bahwa penghematan sumber daya alam dan energi dapat tercapai, sambil tetap memastikan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, model yang masuk dalam visi misi Ganjar-Mahfud ini juga berperan penting dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, serta menggarisbawahi perlunya perubahan paradigma dalam cara kita memproduksi dan mengelola produk.
Ekonomi Sirkuler di Indonesia & 5R Ganjar-Mahfud
Data Kementerian Perindustrian tahun 2019 mengungkapkan bahwa Indonesia mengonsumsi sekitar 7,2 juta ton plastik per tahun, namun hanya 13 persennya yang berhasil didaur ulang dan terintegrasi ke dalam ekonomi sirkular domestik. Saat ini, sekitar 600 perusahaan besar dan 700 usaha kecil di Indonesia terlibat dalam proses daur ulang plastik, dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 7,15 triliun. Oleh karena itu, data inilah yang menjadi patokan bagi penerapan ekonomi sirkular dalam visi misi Ganjar-Mahfud di 2024-2029.
Setidaknya ada potensi besar dari diterapkannya ekonomi sirkuler yang terlihat pada lima sektor utama, antara lain makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan perdagangan eceran (dengan penekanan pada kemasan plastik), serta peralatan listrik dan elektronik. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor-sektor ini bersumbang lebih dari 30 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 43 juta tenaga kerja, yang merupakan sepertiga dari total populasi pekerja pada tahun 2019.
Model ekonomi sirkuler yang diusung oleh Ganjar-Mahfud dalam program lingkungannya dapat menjadi opsi alternatif dari model ekonomi linier, yang selama ini boros dalam penggunaan bahan baku dan menimbulkan banyak limbah. Take-Make-Dispose menjadi pendekatan dari ekonomi linier, yang seharusnya tidak dapat dilanjutkan bagi ekonomi berkelanjutan. Ekonomi sirkuler maka menjadi jawabannya atas masalah-masalah limbah yang mencemari lingkungan tersebut.
Dalam model ekonomi sirkular, fokus utama ditempatkan pada desain yang memprioritaskan lingkungan dengan tujuan untuk menghilangkan dampak negatif yang mungkin timbul. Pendekatan ini mencakup semua tahapan proses, dimulai dari penggunaan bahan baku produk, sistem produksi, teknologi, model distribusi, pengelolaan limbah, hingga model bisnis, yang semua dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
Konsep ekonomi sirkular dalam visi misi Ganjar-Mahfud ini bertujuan untuk menghasilkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam sebagai bahan baku, mengadopsi teknologi bersih terkini, serta memanfaatkan model bisnis yang ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan bahwa penghematan sumber daya alam dan energi dapat tercapai, sambil tetap memastikan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Selain itu, model yang masuk dalam visi misi Ganjar-Mahfud ini juga berperan penting dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, serta menggarisbawahi perlunya perubahan paradigma dalam cara kita memproduksi dan mengelola produk.
Ekonomi Sirkuler di Indonesia & 5R Ganjar-Mahfud
Data Kementerian Perindustrian tahun 2019 mengungkapkan bahwa Indonesia mengonsumsi sekitar 7,2 juta ton plastik per tahun, namun hanya 13 persennya yang berhasil didaur ulang dan terintegrasi ke dalam ekonomi sirkular domestik. Saat ini, sekitar 600 perusahaan besar dan 700 usaha kecil di Indonesia terlibat dalam proses daur ulang plastik, dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 7,15 triliun. Oleh karena itu, data inilah yang menjadi patokan bagi penerapan ekonomi sirkular dalam visi misi Ganjar-Mahfud di 2024-2029.
Setidaknya ada potensi besar dari diterapkannya ekonomi sirkuler yang terlihat pada lima sektor utama, antara lain makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan perdagangan eceran (dengan penekanan pada kemasan plastik), serta peralatan listrik dan elektronik. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor-sektor ini bersumbang lebih dari 30 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 43 juta tenaga kerja, yang merupakan sepertiga dari total populasi pekerja pada tahun 2019.