Wall Street Ditutup Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Sabtu, 16 September 2017 - 09:30 WIB
Wall Street Ditutup Kembali Cetak Rekor Tertinggi
Wall Street Ditutup Kembali Cetak Rekor Tertinggi
A A A
NEW YORK - Wall Street pada perdagangan kemarin ditutup berhasil mencapai rekor tertinggi, dengan Indeks S&P 500 melampaui level 2.500 karena saham telekomunikasi naik dan teknologi bangkit kembali setelah dua hari mengalami penurunan.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (16/9/2017), Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,29% menjadi 22.268,34 poin, Indeks S&P 500 naik 0,18% menjadi 2.500,23, dan Indeks Nasdaq Composite bertambah 0,3% menjadi 6.448,47.

Investor profesional sering mengatakan bahwa mereka melihat sedikit signifikansi khusus di Indeks S&P 500 dan Dow Jones yang memukul angka bulat dalam jumlah ratusan dan ribuan. Tapi tonggak tersebut memengaruhi sentimen investor di Main Street, kata Phil Blancato, kepala Ladenburg Thalmann Asset Management di New York.

"Orang-orang khawatir kehilangan karena pasar terus menguat. Mereka pikir mungkin perlu masuk. Perilaku investor ritel lebih penting dari sebelumnya," imbuh Blancato.

Sektor teknologi informasi pada Indeks S&P 500 naik 0,30% didukung oleh menguatnya produsen chip Nvidia. Sementara, saham Apple naik 1,01% pada kenaikan pertamanya sejak mengumumkan iPhone baru pada Selasa kemarin.

Sektor semikonduktor melonjak 1,71% didorong oleh saham Nvidia's (NVDA.O) yang naik 6,32% atau melompat ke rekor tertinggi setelah Evercore ISI menaikkan target harga pada saham tersebut.

Saham AT & T (T.N) naik 2,15% dan saham Verizon Communications (VZ.N) naik 1,44%. Seiring dengan T-Mobile menawarkan penawaran untuk iPhone terbaru yang kurang dari masa lalu.

Wall Street sebagian besar mengabaikan laporan yang menunjukkan penurunan yang tak terduga dalam penjualan ritel AS bulan lalu dan penurunan pertama produksi industri sejak Januari, keduanya sebagian disebabkan oleh dampak Badai Harvey.

"Investor mengawasi data penjualan ritel, berpikir itu mungkin bersifat sementara dan berfokus pada area pertumbuhan seperti teknologi, yang sebagian besar kebal terhadap keputusan kebijakan di DC dan telah menghindari semua kekisruhan global," kata Michael Antonelli, managing director Robert W Baird di Milwaukee.

Saham AS telah melonjak tahun ini, terlepas dari gejolak di Gedung Putih, keraguan tentang kemampuan Presiden Donald Trump untuk mendorong reformasi pro-bisnisnya, ketidakpastian mengenai waktu kenaikan suku bunga, dan akhir-akhir ini, ketegangan mengenai uji coba rudal Pyongyang.

Indeks S&P 500 diperdagangkan mendekati 17,6 kali pendapatan yang diharapkan, turun dari 17,9 pada akhir Juli namun masih jauh lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun di posisi 14,3, menurut Thomson Reuters Datastream.

Saham Boeing (BA.N) naik 1,53% ke rekor tertinggi setelah Canaccord Genuity menaikkan target harga saham.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5040 seconds (0.1#10.140)