Sah! Jokowi Restui Bansos Pangan Lanjut hingga Juni 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran bantuan pangan atau bansos pangan dipastikan bakal diperpanjang hingga 2024. Keputusan melanjutkan bansos pangan, lantaran dampak dari el nino yang mengancam masa panen mundur.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai rapat internal di Istana Presiden, Senin (6/11/2023). Ia menyebutkan bahwa saat ini, stok beras di Bulog per 2 November adalah sebesar 1.442.945 ton.
"Untuk penyaluran bantuan pangan di September sebesar 94,95% dan Oktober 94,89%, November 18,45% dan masih ada bulan Desember. Bulan September yang tersalur 201 ribuan ton, demikian pula bulan Oktober," ungkap Menko Airlangga dalam Konferensi Pers di Jakarta.
Dari Bulog, sebut dia, ada kebutuhan tambahan anggaran yaitu untuk tahap pertama butuh Rp7,9 triliun, kemudian tahap kedua Rp8,4 triliun, dan ada tambahan terkait distribusi dan yang lain sebesar Rp2,8 triliun.
"Jadi totalnya ada sekitar Rp19,1 triliun," tambah Airlangga.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani untuk segera melunasi tagihan Bulog yang terakumulasi Rp16 triliun.
Terkait dengan insentif yang diberikan, utamanya dibahas juga mengenai pembebasan bea masuk beras. Pembebasan bea masuk spesifik Rp450 per kilo, akan dilakukan insentif berupa bea masuk ditanggung pemerintah.
"Nanti akan diberikan Kemenkeu. Tadi dibahas bantuan pangan 2024 pak Presiden setuju, untuk 2024 akan diberikan dari Januari sampai Juni," sambung Airlangga.
Dia menyebut, beras akan diberikan tetap 10 kg, untuk 22.004.077 penerima manfaat. Dan untuk bantuan stunting untuk 1.446.809 KRS dari data BKKBN bantuan stunting sebesar Rp446,242 miliar per kuartalnya.
"Jadi totalnya Rp892 miliar di semester pertama tahun depan," pungkas Airlangga.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai rapat internal di Istana Presiden, Senin (6/11/2023). Ia menyebutkan bahwa saat ini, stok beras di Bulog per 2 November adalah sebesar 1.442.945 ton.
"Untuk penyaluran bantuan pangan di September sebesar 94,95% dan Oktober 94,89%, November 18,45% dan masih ada bulan Desember. Bulan September yang tersalur 201 ribuan ton, demikian pula bulan Oktober," ungkap Menko Airlangga dalam Konferensi Pers di Jakarta.
Dari Bulog, sebut dia, ada kebutuhan tambahan anggaran yaitu untuk tahap pertama butuh Rp7,9 triliun, kemudian tahap kedua Rp8,4 triliun, dan ada tambahan terkait distribusi dan yang lain sebesar Rp2,8 triliun.
"Jadi totalnya ada sekitar Rp19,1 triliun," tambah Airlangga.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani untuk segera melunasi tagihan Bulog yang terakumulasi Rp16 triliun.
Terkait dengan insentif yang diberikan, utamanya dibahas juga mengenai pembebasan bea masuk beras. Pembebasan bea masuk spesifik Rp450 per kilo, akan dilakukan insentif berupa bea masuk ditanggung pemerintah.
"Nanti akan diberikan Kemenkeu. Tadi dibahas bantuan pangan 2024 pak Presiden setuju, untuk 2024 akan diberikan dari Januari sampai Juni," sambung Airlangga.
Dia menyebut, beras akan diberikan tetap 10 kg, untuk 22.004.077 penerima manfaat. Dan untuk bantuan stunting untuk 1.446.809 KRS dari data BKKBN bantuan stunting sebesar Rp446,242 miliar per kuartalnya.
"Jadi totalnya Rp892 miliar di semester pertama tahun depan," pungkas Airlangga.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(akr)