Penyuluh Kostratani di Jateng Praktik Membuat Pupuk Organik saat ToT CSA SIMURP

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 10:53 WIB
loading...
Penyuluh Kostratani di Jateng Praktik Membuat Pupuk Organik saat ToT CSA SIMURP
Para penyuluh yang menjadi peserta ToT CSA Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project di Jawa Tengah, mendapatkan materi praktik pembuatan pupuk organik, Kamis (6/8/2020).
A A A
SEMARANG - Para penyuluh yang menjadi peserta Training of Trainer (ToT) Climate Smart Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Jawa Tengah, mendapatkan materi praktik pembuatan pupuk organik, Kamis (6/8/2020).

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, proyek SIMURP memberikan banyak manfaat buat petani dan penyuluh. “SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara pemupukan dengan penggunaan pupuk organik,” tutur Mentan SYL.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. “Tujuan dari SIMURP adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya yang berada di sekitar daerah irigasi disekitar lokasi SIMURP,” tuturnya.

Untuk itu, Dedi berharap para penyuluh di Jawa Tengah yang mengikuti kegiatan ToT CSA SIMURP bisa menyerap ilmu serta mengimplemantasikannya di lapangan.

ToT CSA SIMURP di Jawa tengah diikuti 40 peserta. Terdiri dari penyuluh pendamping kegiatan di tiga Kabupaten Pubalingga 2 BPP, Banjarnegara 2 BPP dan Purworejo 4 BPP.

Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan Leli Nuryati, dalam kegiatan ini penyuluh diajarkan Bagaimana membuat pupuk organik dan aplikasinya di lapangan.

“Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan,” tuturnya.

Leli menambahkan, Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Salah seorang Fasilitator TOT, Herta, yang juga Penyuluh Senior dari Kabupaten Banjarnegara mengatakan, pupuk organik bukan sabagai pengganti pupuk anorganik.

“Pupuk organik lebih sebagai komplementer. Pupuk organik dapat mensuplai sebagian hara tanaman. Dengan demikian pupuk organik harus digunakan secara terpadu dengan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Oleh karena itu penggunaan pupuk kimia buatan yang tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik dapat merusak struktur tanah dan mengurangi aktivitas biologi tanah,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan, Pemberian pupuk organik bagi tanaman sayuran dan pangan berbeda. Untuk tanaman sayuran dan buah, menggunakan pupuk kandang dengan dosis 20 – 30 ton/ha sedangkan untuk tanaman pangan dosisnya sebanyak 1 – 2 ton/ha.

Aplikasi pada lahan kering, pupuk kandang diberikan dengan cara disebar di permukaan tanah kemudian dicampurkan saat pengolahan tanah. Pupuk organik juga dapat diberikan pada larikan atau di dalam lubang tanam lalu ditutup dengan tanah.

Sementara Fasilitator dari Kabupaten Purworejo, Turoso, menambahkan bahwa manfaat dari penggunaan pupuk organik bagi tanaman cukup banyak antara lain Menyuburkan tanah dalam waktu yang panjang, Memperbaiki sifat kimia tanah, sifat fisika tanah (struktur tanah) dan biologi tanah dan masih banyak manfaat lainnya.

“Kalau ini diterapkan di petani akan memberikan dampak yang cukup besar disamping menekan penggunaan pupuk kimia dan petani sudah bisa menerapkan pertanian ramah lingkungan,” ujarnya. [SWR/NF]
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)