Ribuan SPBU Lumpuh Akibat Serangan Siber, Iran Tuding Ulah Israel

Selasa, 19 Desember 2023 - 10:00 WIB
loading...
Ribuan SPBU Lumpuh Akibat Serangan Siber, Iran Tuding Ulah Israel
Seorang wanita sedang mengisi BBM di salah satu SPBU di Iran. Kementerian Perminyakan menyatakan lebih dari 30% SPBU masih beroperasi. FOTO/AP Photo
A A A
JAKARTA - Hampir 70% dari SPBU di Iran tidak beroperasi pada Senin (18/12) menyusul kemungkinan adanya sabotase. TV Pemerintah Iran memberikan referensi adanya sebuah serangan siber. Laporan tersebut menyatakan masalah perangkat lunak menyebabkan ketidakteraturan di SPBU. Laporan tersebut mendesak masyarakat untuk tidak terburu-buru ke SPBU yang masih beroperasi.

Media Israel, termasuk Times of Israel, menyalahkan masalah ini pada serangan kelompok peretas yang dijuluki 'Gonjeshke Darande' atau Burung Pipit Pemangsa. TV pemerintah mengutip pernyataan dari Kementerian Perminyakan yang mengatakan bahwa lebih dari 30% SPBU masih beroperasi. Negara ini memiliki sekitar 33.000 SPBU.

Mengutip AP News, dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengalami serangkaian serangan siber terhadap SPBU, sistem kereta api, dan industrinya. Kamera pengintai di gedung-gedung pemerintah, termasuk penjara, juga telah diretas di masa lalu.



Pada 2022, kelompok Gonjeshke Darande meretas sebuah perusahaan baja besar di barat daya negara itu. Serangan siber pada sistem distribusi bahan bakar Iran pada tahun 2021 melumpuhkan SPBU di seluruh negeri, yang menyebabkan antrean panjang pengendara yang marah. Kelompok peretas mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pompa bahan bakar.

Negara ini memutus sebagian besar infrastruktur pemerintah dari internet setelah virus komputer Stuxnet yang secara luas diyakini sebagai ciptaan gabungan AS-Israel mengganggu ribuan sentrifugal Iran di situs nuklir negara itu pada akhir tahun 2000-an.



Iran, yang telah lama dijatuhi sanksi oleh Barat, menghadapi kesulitan untuk mendapatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang mutakhir, sering kali bergantung pada perangkat elektronik buatan Cina atau sistem lama yang tidak lagi diperbaiki oleh produsen. Hal ini akan memudahkan peretas potensial untuk menjadi sasaran. Versi bajakan Windows dan perangkat lunak lainnya adalah hal yang umum di Iran.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1280 seconds (0.1#10.140)