Bos Bank Sentral Rusia Wanti-wanti Sanksi Barat Bakal Lebih Berat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Bank Sentral Rusia , Elvira Nabiullina mengatakan, Rusia harus bersiap menghadapi bertambahnya tekanan dari sanksi Internasional . Hal itu disampaikan Elvira saat wawancara dengan media Rusia RBC.
"Tentu saja saya berharap kami bernasib baik seperti 2022 dan sekarang kami tidak memiliki dukungan di dunia. Tapi kita perlu bersiap adanya tambahan tekanan dari sanksi," kata Nabiullina.
Menurutnya, Rusia telah mampu mengelola tantangan utama di sektor keuangan, tetapi beberapa masalah di sektor ini tidak dapat diselesaikan sepenuhnya, termasuk pembayaran lintas batas.
"Bagi kami, keuntungan jangka panjang dalam perekonomian adalah tantangan. Bukan hanya pinjaman jangka panjang, tapi juga pasar modal," kata Nabiullina.
Tantangan lain bagi ekonomi Rusia termasuk mempertahankan laju inovasi dengan akses terbatas ke sumber daya asing, ungkap Nabiullina menambahkan.
Komentar tentang persiapan untuk menghadapi meningkatnya tekanan dari sanksi yang datang ketika AS dan Uni Eropa mengumumkan langkah-langkah tambahan yang menargetkan pendapatan Moskow selama perang.
Presiden AS Joe Biden baru saja menandatangani perintah eksekutif baru pada 22 Desember untuk memperkuat sanksi AS terhadap Rusia dan menargetkan lembaga keuangan yang membantu mendukung upaya perang Rusia.
Sanksi putaran ke-12 Uni Eropa terhadap Rusia yang diadopsi pada 18 Desember, lalu di antaranya termasuk larangan berlian Rusia, tindakan keras terhadap akuisisi barang-barang penggunaan militer Rusia, dan kontrol yang lebih ketat atas batas harga minyak USD60 per barel.
"Tentu saja saya berharap kami bernasib baik seperti 2022 dan sekarang kami tidak memiliki dukungan di dunia. Tapi kita perlu bersiap adanya tambahan tekanan dari sanksi," kata Nabiullina.
Menurutnya, Rusia telah mampu mengelola tantangan utama di sektor keuangan, tetapi beberapa masalah di sektor ini tidak dapat diselesaikan sepenuhnya, termasuk pembayaran lintas batas.
"Bagi kami, keuntungan jangka panjang dalam perekonomian adalah tantangan. Bukan hanya pinjaman jangka panjang, tapi juga pasar modal," kata Nabiullina.
Tantangan lain bagi ekonomi Rusia termasuk mempertahankan laju inovasi dengan akses terbatas ke sumber daya asing, ungkap Nabiullina menambahkan.
Komentar tentang persiapan untuk menghadapi meningkatnya tekanan dari sanksi yang datang ketika AS dan Uni Eropa mengumumkan langkah-langkah tambahan yang menargetkan pendapatan Moskow selama perang.
Presiden AS Joe Biden baru saja menandatangani perintah eksekutif baru pada 22 Desember untuk memperkuat sanksi AS terhadap Rusia dan menargetkan lembaga keuangan yang membantu mendukung upaya perang Rusia.
Sanksi putaran ke-12 Uni Eropa terhadap Rusia yang diadopsi pada 18 Desember, lalu di antaranya termasuk larangan berlian Rusia, tindakan keras terhadap akuisisi barang-barang penggunaan militer Rusia, dan kontrol yang lebih ketat atas batas harga minyak USD60 per barel.
(akr)