Hidrogen Hijau PLN, Game Changer Transisi Energi Nasional
loading...
A
A
A
Tak hanya dari panas bumi dan tenaga surya, potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) hidrogen juga berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Saat ini, PLTA banyak tersebar di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatra Barat, Sumatera Utara, dan Papua.
Agus mengatakan, hidrogen hijau memiliki kelebihan yakni dapat disimpan dan dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan fuel cell. Beberapa pabrikan mobil sudah mengembangkan kendaraan berteknologi fuel cell sejak 15 tahun terakhir.
“Hidrogen hijau sumber energi masa depan yang ramah lingkungan. Harus segera dimanfaatkan,” tegas Agus.
Pemerintah, kata dia, perlu segera membuat roadmap pengembangan hidogen hijau agar PLN bisa melakukan kolaborasi dengan pihak lain. “Sehingga ekosistemnya bisa lebih cepat terbentuk,”cetusnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, pengembangan Green Hidrogen Plant merupakan inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. PLN, kata dia, terus berinovasi dalam menyediakan energi bersih bagi masyarakat.
“Kami melakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen,” kata Darmawan.
Hidrogen hijau yang dihasilkan PLN, diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS, hidrogen hijau PLN juga berasal dari pembelian Renewable Energi Certificate (REC) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.
Darmawan meyakini, hidrogen hijau PLN mampu menyumbang pengurangan emisi lebih besar. Dia memberikan contoh, emisi yang dikeluarkan kendaraan pembakaran internal dengan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 2,4 kg CO2 untuk jarak 10 kilometer. Dengan menggunakan hidrogen hijau, emisinya nol. “Artinya bisa mengurangi emisi sebesar 1.920 ton CO2e per tahun,” ucap Darmawan.
Selain untuk kendaraan, hidrogen hijau bisa dimanfaatkan pada sektor industri seperti industri baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia, dan pupuk.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Agus mengatakan, hidrogen hijau memiliki kelebihan yakni dapat disimpan dan dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan fuel cell. Beberapa pabrikan mobil sudah mengembangkan kendaraan berteknologi fuel cell sejak 15 tahun terakhir.
“Hidrogen hijau sumber energi masa depan yang ramah lingkungan. Harus segera dimanfaatkan,” tegas Agus.
Pemerintah, kata dia, perlu segera membuat roadmap pengembangan hidogen hijau agar PLN bisa melakukan kolaborasi dengan pihak lain. “Sehingga ekosistemnya bisa lebih cepat terbentuk,”cetusnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, pengembangan Green Hidrogen Plant merupakan inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. PLN, kata dia, terus berinovasi dalam menyediakan energi bersih bagi masyarakat.
“Kami melakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen,” kata Darmawan.
Hidrogen hijau yang dihasilkan PLN, diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS, hidrogen hijau PLN juga berasal dari pembelian Renewable Energi Certificate (REC) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.
Darmawan meyakini, hidrogen hijau PLN mampu menyumbang pengurangan emisi lebih besar. Dia memberikan contoh, emisi yang dikeluarkan kendaraan pembakaran internal dengan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 2,4 kg CO2 untuk jarak 10 kilometer. Dengan menggunakan hidrogen hijau, emisinya nol. “Artinya bisa mengurangi emisi sebesar 1.920 ton CO2e per tahun,” ucap Darmawan.
Selain untuk kendaraan, hidrogen hijau bisa dimanfaatkan pada sektor industri seperti industri baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia, dan pupuk.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan