Kementan Fokus Genjot Ekspor Komoditas Hortikultura

Rabu, 23 Mei 2018 - 00:57 WIB
Kementan Fokus Genjot Ekspor Komoditas Hortikultura
Kementan Fokus Genjot Ekspor Komoditas Hortikultura
A A A
JAKARTA - Sejak tahun 2014, pemerintahan Jokowi-JK berkomitmen mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kedaulatan pangan tentunya mampu mencukupi pasokan dari produksi sendiri, bukan dari impor.

Pada komoditas hortikultura, terhitung mulai tahun 2016, pemerintah telah mencatatkan hasil membanggakan. Misal, bawang merah mampu dipenuhi dari produksi sendiri bahkan surplus, dengan kata lain terjadi swasembada bahkan telah ekspor ke beberapa negara tetangga. Begitu pun kebutuhan cabai bisa dipenuhi sendiri juga.

"Hingga dengan saat ini, pemerintah masih tetap konsisten menjaga komitmen untuk tidak membuka keran impor," kata Dirjen Hortikuktura, Kementerian Pertanian Suwandi dalam rilis di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dorongan dari pihak-pihak yang menginginkan dibukanya impor benih bawang merah sedikitpun tidak membuat pemerintah bergeming. Komitmen tersebut dilandasi fakta produksi dalam negeri yang mencukupi serta semangat untuk melindungi petani.

Data BPS menyebutkan di tahun 2017, komoditas hortikultura yang diekspor naik tajam yakni bawang merah mencapai 7.750 ton atau naik 953,5% dibanding 2016 yang hanya 736 ton. Selanjutnya nanas ekspornya mencapai 210.026 ton atau naik 51,75% dibanding 2016 hanya 138.400 ton, salak 966 ton, naik 3,04% dibanding 2016 yang hanya 938 ton.

Sejak 2015, Kementan giat mengembangkan kawasan cabai dan bawang merah di luar Jawa. Seperti di Solok, Tapin, Enrekang, Bima, Lombok Timur dan lainnya. Sehingga, pasokan di luar Jawa tidak lagi tergantung dari sentra di Jawa.

"Hasilnya, mulai tahun 2016 pemerintah menyetop total impor bawang merah. Di mana pada tahun sebelumnya yakni 2015, pemerintah mencatat impor bawang merah sebesar 17.429 ton dan 74.903 ton pada tahun 2014," terang dia.

Prestasi ini menjadikan Indonesia mampu membalikkan keadaan dengan mengekspor bawang merah ke beberapa negara ASEAN. Pada Juli 2018 ini, pemerintah berencana akan ekspor bawang merah lagi lebih dari 1.000 ton

Harus diketahui juga, sepanjang tahun 2016 hingga saat ini, pemerintah menegaskan tidak pernah mengeluarkan rekomendasi ataupun izin impor bawang merah. Jika ditemukan bawang merah impor yang masuk ke pasar dalam negeri maka perlu dipastikan kebenaran komoditas, informasi dan legalitasnya.

Menurut dia, bawang yang masih diperbolehkan masuk ke Indonesia adalah jenis bawang bombai sesuai dengan aturan yang berlaku serta standar mutu yang diratifikasi bersama dalam ASEAN Standard for Onion.

Tak kalah penting juga, di tahun 2018 ini, pemerintah berkomitmen untuk tidak impor cabai segar. Pemerintah malah sedang mendorong ekspor cabai dan sayuran lainnya ke beberapa negara tetangga.

Untuk buah-buahan yang sedang didorong pengembangannya yakni komoditas jeruk, durian, dan lainnya sebagai substitusi impor. Dan kini sedang mendorong ekspor terutama manggis, salak, nanas dan produk hortikultura lainnya yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Ekspor manggis 2017 mencapai 9.190 ton, pisang 18.193 ton dan durian 240 ton. Ke depan, akan didorong lebih tinggi lagi volumenya.

Fakta tersebut semakin meyakinkan publik bahwa kebutuhan dalam negeri benar-benar telah mampu tercukupi dengan harga yang wajar. Bahkan di beberapa sentra, harganya cenderung turun karena melimpahnya pasokan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4195 seconds (0.1#10.140)