The Fed Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Awal Februari 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve berpeluang besar menahan suku bunga acuan Fed Rate melalui pertemuan dewan kebijakan moneter pada awal Februari.
Sesuai jadwal, The Fed akan mengambil keputusan suku bunga pada Kamis dini hari (1/2). Konsensus yang disurvei Reuters membaca peluang Fed masih akan menahan Fed Rate di kisaran 5,25%-5,50%.
Sinyal ini muncul dari sejumlah komentar pejabat The Fed beberapa waktu terakhir yang memberi isyarat bahwa mereka belum akan menurunkan bunga acuan dalam waktu dekat.
Sebagian besar ekonom memperkirakan mereka akan menunggu hingga bulan Juni, mengingat masih kuatnya angka belanja rumah tangga dan ketidakpastian terhadap prospek ekonomi.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index -sebagai ukuran inflasi pilihan The Fed- meningkat 2,6% pada bulan Desember dari tahun sebelumnya. Departemen Perdagangan melaporkan angka tersebut mendekati target bank sentral sebesar 2%.
Kendati mulai menunjukkan hasil, sejumlah pejabat Fed tampak masih meragukan penurunan inflasi akan berjalan sesuai yang diharapkan. Mereka melihat upaya menjaga laju inflasi tetap rendah masih belum cukup, sehingga melahirkan ekspektasi level Fed Rate saat ini bakal berlangsung lebih lama.
Keraguan muncul dari Presiden Fed wilayah Cleveland, Loretta Mester, yang menyebut pertemuan dewan kebijakan pada bulan Maret “mungkin" terlalu dini untuk melakukan penurunan suku bunga.
Presiden Fed wilayah Dallas, Lorie Logan, sebelumnya mengatakan adanya pelonggaran kondisi keuangan dapat memungkinkan terjaid kenaikan suku bunga lanjutan. Namun Logan mencatat ada banyak kemajuan menuju perekonomian yang lebih berkelanjutan, demikian dilansir Reuters, Minggu (28/1/2024).
Tiffany Wade, seorang manajer portofolio senior di Columbia Threadneedle Investments, menilai penurunan suku bunga mungkin tidak seagresif yang diharapkan. Kendati secara luas konsensus memproyeksikan The Fed akan mempertahankan suku bunga, investor masih meraba sinyal apakah bank sentral telah mencapai kemajuan dalam upaya mengatasi angka inflasi.
“Komentar The Fed minggu depan dapat menciptakan beberapa risiko ekspektasi penurunan suku bunga perdana mereka, yang kemungkinan akan ditnda lebih lama lagi,” tutup Wade.
Namun demikian, satu hal yang dicatat oleh pasar adalah adanya perubahan cara pandang pejabat The Fed terhadap inflasi. Ekonom Wilmington Trust Investment Advisors, Luke Tilley, melihat para pejabat Fed mulai beranjak dari sentimen hawkish, menuju rangkaian upaya penurunan suku bunga yang berpeluang mendukung katalis dovish di pasar. “Saya menganggapnya sebagai sebuah perubahan besar,” tutup Luke.
Sesuai jadwal, The Fed akan mengambil keputusan suku bunga pada Kamis dini hari (1/2). Konsensus yang disurvei Reuters membaca peluang Fed masih akan menahan Fed Rate di kisaran 5,25%-5,50%.
Sinyal ini muncul dari sejumlah komentar pejabat The Fed beberapa waktu terakhir yang memberi isyarat bahwa mereka belum akan menurunkan bunga acuan dalam waktu dekat.
Sebagian besar ekonom memperkirakan mereka akan menunggu hingga bulan Juni, mengingat masih kuatnya angka belanja rumah tangga dan ketidakpastian terhadap prospek ekonomi.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index -sebagai ukuran inflasi pilihan The Fed- meningkat 2,6% pada bulan Desember dari tahun sebelumnya. Departemen Perdagangan melaporkan angka tersebut mendekati target bank sentral sebesar 2%.
Kendati mulai menunjukkan hasil, sejumlah pejabat Fed tampak masih meragukan penurunan inflasi akan berjalan sesuai yang diharapkan. Mereka melihat upaya menjaga laju inflasi tetap rendah masih belum cukup, sehingga melahirkan ekspektasi level Fed Rate saat ini bakal berlangsung lebih lama.
Keraguan muncul dari Presiden Fed wilayah Cleveland, Loretta Mester, yang menyebut pertemuan dewan kebijakan pada bulan Maret “mungkin" terlalu dini untuk melakukan penurunan suku bunga.
Presiden Fed wilayah Dallas, Lorie Logan, sebelumnya mengatakan adanya pelonggaran kondisi keuangan dapat memungkinkan terjaid kenaikan suku bunga lanjutan. Namun Logan mencatat ada banyak kemajuan menuju perekonomian yang lebih berkelanjutan, demikian dilansir Reuters, Minggu (28/1/2024).
Tiffany Wade, seorang manajer portofolio senior di Columbia Threadneedle Investments, menilai penurunan suku bunga mungkin tidak seagresif yang diharapkan. Kendati secara luas konsensus memproyeksikan The Fed akan mempertahankan suku bunga, investor masih meraba sinyal apakah bank sentral telah mencapai kemajuan dalam upaya mengatasi angka inflasi.
“Komentar The Fed minggu depan dapat menciptakan beberapa risiko ekspektasi penurunan suku bunga perdana mereka, yang kemungkinan akan ditnda lebih lama lagi,” tutup Wade.
Namun demikian, satu hal yang dicatat oleh pasar adalah adanya perubahan cara pandang pejabat The Fed terhadap inflasi. Ekonom Wilmington Trust Investment Advisors, Luke Tilley, melihat para pejabat Fed mulai beranjak dari sentimen hawkish, menuju rangkaian upaya penurunan suku bunga yang berpeluang mendukung katalis dovish di pasar. “Saya menganggapnya sebagai sebuah perubahan besar,” tutup Luke.
(nng)