Harga BBM Pertamina Ditahan pada Februari 2024, Respons Menteri ESDM: Bagus Begitu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara mengenai, keputusan PT Pertamina (Persero) yang menahan harga BBM non subsidi ketika SPBU swasta seperti Shell, Vivo hingga bp-AKR menaikkan harga BBM nya per Februari 2024.
"Bagus tahan, gitu. Sekarang kita memang kepengin stabil dulu. Ini juga lagi masa-masanya, kan kita sudah bilang sepakat dalam masa-masa ini," jelas Menteri ESDM, Arifin Tasrif di Kantornya, Kementerian ESDM, Jumat (2/2/2024).
Apalagi menurut Arifin, saat ini harga minyak dunia juga menurun ke angka USD78 dari sebelumnya USD82.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Holding BUMN Minyak dan Gas (Migas) itu memang memutuskan untuk tidak melakukan perubahan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, per Februari 2024. Keputusan ini berlaku untuk Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Dexlite dan Pertamina Dex.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, bahwa keputusan harga Pertamax Series dan Dex Series tetap di Bulan Februari ini telah melalui evaluasi berkala mengacu kepada formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
"Harga BBM non subsidi memang sesuatu yang dievaluasi berkala, penyesuaian harga naik, penyesuaian harga turun, maupun harga tetap dipertimbangkan seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku," terang Irto dalam keterangan resminya, Rabu (31/1/2024) lalu.
Adapun untuk harga saat ini, Pertamax dijual Rp12.950 per liter, Pertamax Green 95 sebesar Rp13.900 perliter, Pertamax Turbo sebesar Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, dan Pertamina Dex sebesar Rp15.100 per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%.
Irto menambahkan, bagi Pertamina, keputusan ini adalah bentuk menjaga stabilitas harga BBM non subsidi yang terbaik dan terjangkau bagi masyarakat hingga pelosok negeri, tidak hanya kota besar.
"Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok negeri tetap dapat dilakukan dengan maksimal," terang Irto.
Sementara untuk harga BBM jenis Pertalite dan BioSolar tidak mengalami perubahan atau tetap. Rinciannya, Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan BioSolar di angka Rp6.800 per liter.
"Bagus tahan, gitu. Sekarang kita memang kepengin stabil dulu. Ini juga lagi masa-masanya, kan kita sudah bilang sepakat dalam masa-masa ini," jelas Menteri ESDM, Arifin Tasrif di Kantornya, Kementerian ESDM, Jumat (2/2/2024).
Apalagi menurut Arifin, saat ini harga minyak dunia juga menurun ke angka USD78 dari sebelumnya USD82.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Holding BUMN Minyak dan Gas (Migas) itu memang memutuskan untuk tidak melakukan perubahan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, per Februari 2024. Keputusan ini berlaku untuk Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Dexlite dan Pertamina Dex.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, bahwa keputusan harga Pertamax Series dan Dex Series tetap di Bulan Februari ini telah melalui evaluasi berkala mengacu kepada formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
"Harga BBM non subsidi memang sesuatu yang dievaluasi berkala, penyesuaian harga naik, penyesuaian harga turun, maupun harga tetap dipertimbangkan seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku," terang Irto dalam keterangan resminya, Rabu (31/1/2024) lalu.
Adapun untuk harga saat ini, Pertamax dijual Rp12.950 per liter, Pertamax Green 95 sebesar Rp13.900 perliter, Pertamax Turbo sebesar Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, dan Pertamina Dex sebesar Rp15.100 per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%.
Irto menambahkan, bagi Pertamina, keputusan ini adalah bentuk menjaga stabilitas harga BBM non subsidi yang terbaik dan terjangkau bagi masyarakat hingga pelosok negeri, tidak hanya kota besar.
"Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok negeri tetap dapat dilakukan dengan maksimal," terang Irto.
Sementara untuk harga BBM jenis Pertalite dan BioSolar tidak mengalami perubahan atau tetap. Rinciannya, Pertalite tetap Rp10.000 per liter dan BioSolar di angka Rp6.800 per liter.
(akr)