Moskow: Menyadap Aset Rusia yang Dibekukan adalah Pemerasan Ekonomi

Minggu, 11 Februari 2024 - 08:46 WIB
loading...
Moskow: Menyadap Aset...
Rencana Uni Eropa (UE) meraup keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan dan menyerahkannya ke Ukraina dinilai akan menjadi pelanggaran berat terhadap hukum internasional yang mendapatkan reaksi keras dari Moskow. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rencana Uni Eropa (UE) meraup keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan dan menyerahkannya ke Ukraina dinilai akan menjadi pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri di Moskow mengatakan kepada RIA Novosti.



Lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Belgia, disebut memiliki aset Rusia senilai USD211 miliar dan mengumpulkan bunga hampir 4,4 miliar euro dari dana di rekening Rusia yang terkena sanksi tahun lalu.



Duta besar Uni Eropa baru-baru ini setuju untuk menggunakan keuntungan tersebut sebagai dukungan terhadap Ukraina. Namun proposal itu belum disetujui oleh Dewan Eropa dan dilaporkan tidak akan menyentuh aset tersebut.

"Rusia, bagaimanapun menganggap tindakan apapun terhadap aset kedaulatannya yang merupakan milik warga dan perusahaannya sebagai pemerasan ekonomi di pihak Barat secara kolektif," kata Kementerian Luar Negeri pada hari Sabtu (10/2).

"Penemuan skema penipuan terbuka (Uni Eropa) untuk penyitaan pendapatan dari aset Rusia ditentukan oleh kebutuhan untuk menciptakan ilusi legitimasi atas serangan terhadap properti kami dan dengan demikian menyamarkan apa yang sebenarnya merupakan pencurian langsung," tambah kementerian itu.

Pihak Rusia mengklaim, bahwa anggota Uni Eropa "jelas tidak ingin terus membayar 'proyek Ukraina' dari dompet mereka sendiri," karena itulah "mengapa mereka begitu tergoda oleh gagasan menghabiskan dana yang dicuri dari negara kita untuk mendukung rezim Zelensky."

Sebagai informasi pekan lalu, Uni Eropa menyetujui paket bantuan 50 miliar euro untuk Kiev selama empat tahun ke depan, meskipun keputusan itu dicapai hanya setelah Hongaria menarik vetonya di tengah tekanan dari Brussels.

Sementara itu paket bantuan AS senilai USD60 miliar untuk Ukraina telah terhenti di Kongres, karena Washington mendorong penyitaan aset Rusia untuk mendapatkan pendanaan alternatif.

Secara total, AS dan sekutunya telah membekukan aset dan cadangan Rusia senilai sekitar USD300 miliar sejak dimulainya konflik Ukraina pada 2022. Moskow telah mengutuk langkah-langkah penyitaan dan pemanfaatan aset yang dibekukan, serta memperingatkan tanggapan tit-for-tat dan tuntutan hukum.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)