Ribuan Triliun Tangkal Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi terus dilakukan melalui berbagai cara. Kucuran dana ratusan hingga ribuan triliun pun dilakukan demi memutar kembali roda perekonomian ke jalur hijau.
Berbagai strategi pemerintah untuk mendongkrak aktivitas ekonomi ini mau tidak mau harus dilakukan jika tidak ingin angka pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal III. Yang teranyar, pemerintah menyatakan siap mengguyurkan dana total Rp2.700 triliun hingga akhir tahun ini. Harapannya anggaran tersebut bisa kembali menggerakkan ekonomi masyarakat yang pada kuartal II/2020 masuk ke zona merah alias minus 5,32%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah meyakini dengan menghabiskan dana ribuan triliun itu perekonomian Indonesia bisa diselamatkan dari jurang resesi. (Baca: Covid Bikin Penayluran Utang Bank Dunia Cetak Rekor dalam Satu Dekade)
“Presiden juga mendorong agar belanja di setiap kementerian bisa dipacu karena kalau dipacu kita bisa masuk ke jalur yang positif,” ujar Airlangga saat menghadiri Rakornas Apindo 2020 secara virtual kemarin.
Dia menjelaskan, hingga kuartal II/2020 penyerapan anggaran itu sudah sebanyak Rp1.000 triliun. Diharapkan pada kuartal III atau periode Juli–September 2020 bisa terserap sebanyak Rp700 triliun. “Itu (anggaran) Rp700 triliun pada kuartal III dan Rp1.000 triliun di kuartal IV,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan, hasil pertumbuhan ekonomi pada kuartal/III 2020 menjadi penting untuk patokan perekonomian di Tanah Air. Oleh sebab itu dia berharap adanya hasil yang positif dari beberapa stimulus kebijakan pemerintah.
“Jadi tentu kita harus melihat kuartal III sebagai hal yang penting. Kita harap belanja pemerintah bisa mengungkit kuartal III–IV sehingga secara tahunan proyeksinya bisa positif,” ujarnya.
Apa yang disampaikan Airlangga cukup memberikan gambaran bahwa perekonomian pada paruh kedua tahun ini bisa dibilang masih jauh dari pulih. Apalagi dia memprediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III bisa saja minus 1%. Namun politikus Partai Golkar itu optimistis perekonomian akan kembali bangkit pada kuartal IV dengan mencatatkan pertumbuhan di kisaran 1,38%. (Baca juga: Postingan Menghujat Nabi Muhammad Picu Bentrokan di India, Tiga Tewas)
Sejak Juni lalu pemerintah telah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan harapan bisa menggerakkan ekonomi yang sempat terhenti karena berkurangnya aktivitas masyarakat. Namun di sisi lain pelonggaran tersebut justru diikuti dengan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air.
Bahkan sejak pekan kedua Juni penambahan pasien positif rata-rata di atas 1.000 kasus. Hingga kemarin jumlah kasus positif total mencapai 130.718 orang dengan jumlah kematian 5.903 orang. Sementara jumlah pasien yang sembuh mencapai 85.789 orang.
Berbagai strategi pemerintah untuk mendongkrak aktivitas ekonomi ini mau tidak mau harus dilakukan jika tidak ingin angka pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal III. Yang teranyar, pemerintah menyatakan siap mengguyurkan dana total Rp2.700 triliun hingga akhir tahun ini. Harapannya anggaran tersebut bisa kembali menggerakkan ekonomi masyarakat yang pada kuartal II/2020 masuk ke zona merah alias minus 5,32%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah meyakini dengan menghabiskan dana ribuan triliun itu perekonomian Indonesia bisa diselamatkan dari jurang resesi. (Baca: Covid Bikin Penayluran Utang Bank Dunia Cetak Rekor dalam Satu Dekade)
“Presiden juga mendorong agar belanja di setiap kementerian bisa dipacu karena kalau dipacu kita bisa masuk ke jalur yang positif,” ujar Airlangga saat menghadiri Rakornas Apindo 2020 secara virtual kemarin.
Dia menjelaskan, hingga kuartal II/2020 penyerapan anggaran itu sudah sebanyak Rp1.000 triliun. Diharapkan pada kuartal III atau periode Juli–September 2020 bisa terserap sebanyak Rp700 triliun. “Itu (anggaran) Rp700 triliun pada kuartal III dan Rp1.000 triliun di kuartal IV,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan, hasil pertumbuhan ekonomi pada kuartal/III 2020 menjadi penting untuk patokan perekonomian di Tanah Air. Oleh sebab itu dia berharap adanya hasil yang positif dari beberapa stimulus kebijakan pemerintah.
“Jadi tentu kita harus melihat kuartal III sebagai hal yang penting. Kita harap belanja pemerintah bisa mengungkit kuartal III–IV sehingga secara tahunan proyeksinya bisa positif,” ujarnya.
Apa yang disampaikan Airlangga cukup memberikan gambaran bahwa perekonomian pada paruh kedua tahun ini bisa dibilang masih jauh dari pulih. Apalagi dia memprediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III bisa saja minus 1%. Namun politikus Partai Golkar itu optimistis perekonomian akan kembali bangkit pada kuartal IV dengan mencatatkan pertumbuhan di kisaran 1,38%. (Baca juga: Postingan Menghujat Nabi Muhammad Picu Bentrokan di India, Tiga Tewas)
Sejak Juni lalu pemerintah telah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan harapan bisa menggerakkan ekonomi yang sempat terhenti karena berkurangnya aktivitas masyarakat. Namun di sisi lain pelonggaran tersebut justru diikuti dengan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air.
Bahkan sejak pekan kedua Juni penambahan pasien positif rata-rata di atas 1.000 kasus. Hingga kemarin jumlah kasus positif total mencapai 130.718 orang dengan jumlah kematian 5.903 orang. Sementara jumlah pasien yang sembuh mencapai 85.789 orang.