Bukan Potong Subsidi BBM, Darimana Sumber Dana untuk Membiayai Makan Siang Gratis?

Sabtu, 17 Februari 2024 - 13:56 WIB
loading...
Bukan Potong Subsidi...
Wakil Ketua Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menepis pernyataan soal memangkas subsidi energi, termasuk di dalamnya subsidi BBM untuk mendanai program makan siang gratis sesuai dengan janji kampanyenya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye atau TKN Prabowo-Gibran , Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto akan memangkas subsidi energi, termasuk di dalamnya subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak)untuk mendanai program makan siang gratis sesuai dengan janji kampanyenya.



Demikian diungkapkan Eddy dalam wawancaranya di salah satu media. Meskipun belakangan akhirnya pernyataa itu dibantah oleh Eddy sendiri dengan menyebutkan bahwa kata-kata yang benar adalah efisiensi subsidi energi.



Merespons hal ini, Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengaku dirinya telah mengonfirmasi perihal kebenaran pernyataan itu kepada Eddy.

"Saya sudah konfirmasi ke Mas Eddy, yang bersangkutan tidak pernah mengatakan Prabowo-Gibran akan memangkas subsidi BBM. Apalagi, untuk membiayai program makan siang gratis," jelasnya kepada awak media, Jumat (16/2/2024).

Dikatakan Drajad, sebagai pimpinan Komisi VII DPR RI, Eddy pasti tahu betul dimana sumber peningkatan efisiensi subsidi tanpa harus mengurangi subsidi BBM.

Lebih lanjut Drajad memastikan bahwa pembiayaan program makan siang dan susu gratis bukan dari pemotongan pos APBN yang sudah ada. Katanya, program ini akan dibiayai dari sumber-sumber penerimaan atau pembiayaan baru yang selama ini belum terkoleksi.

Ia juga memastikan, program ini juga tidak akan meningkatkan tarif pajak, kecuali yang sudah diumumkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu.

"Saya pernah sebutkan dua sumber yang relatif “kecil”, yaitu pertama, hak negara yang sudah inkracht. Angkanya dulu minimal Rp90 triliun. Kedua, perubahan satu peraturan yang bisa merilis Rp116,4 triliun, ini hitungan pertengahan tahun 2023. Sekarang kemungkinan lebih besar," tuturnya.

"Masih ada minimal 3 sumber lain yang potensinya lebih besar, tapi belum bisa diungkapkan dulu," pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1744 seconds (0.1#10.140)