Kepala Bapanas Sebut Program Makan Siang Gratis Butuh Rp500 Triliun, Dari Mana Sumbernya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memproyeksikan kebutuhan biaya untuk merealisasikan program makan siang gratis tembus Rp500 triliun. Angka tersebut bahkan jauh lebih besar dari estimasi pembiayaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sekitar Rp466 triliun.
Aief merinci, kebutuhan biaya untuk merealisasikan program makan siang gratis tersebut terutama untuk pengadaan sarana dan prasarana penyimpanan bahan pangan , pengadaan bahan pangan, hingga pendistribusian. Mengingat, hingga saat ini produktivitas pertanian di Indonesia masih cukup terbatas, sehingga masih perlu pengadaan bahan pangan lebih untuk merealisasikan program makan siang gratis.
"Saya baru bertemu dengan tim beliau (Prabowo Subianto), sebenarnya kalau mau di eksekusi (program makan siang gratis) itu seperti apa, itu angkanya kurang lebih Rp500 triliun," ujar Arief saat ditemui dalam acara Nagara Institute dikutip, Jumat (23/2/2024).
Lebih lanjut, Arief menjelaskan pengadaan yang paling utama untuk merealisasikan program tersebut adalah gudang penyimpanan bahan pangan terlebih dahulu. Karena dengan program tersebut, perlu memastikan ketersediaan bahan pangan cukup dan tidak menimbulkan dampak kelangkaan di pasar.
Belum lagi, dikatakan Arief, ketika berbicara untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, maka penyediaan benih, ketersedian pupuk, pembukaan lahan baru juga harus dilakukan. Hal itu agar menekan jumlah impor pangan ketika ada peningkatan kebutuhan di dalam negeri.
Selain itu program susu gratis yang juga paralel dengan cita-cita mengentaskan stunting itu juga bakal membawa Indonesia untuk melakukan impor tambahan untuk sapi indukan dan sapi perah.
Akan tetapi, dikatakan Arief, program tersebut jika dijalankan bakal berdampak luas terhadap perekonomian para petani di dalam negeri. Sebab pemerintah bakal mencari lebih banyak bahan pangan yang bakal membuat petani makin giat untuk bertanam.
"Nanti kan Presiden terpilih kalau itu (makan siang gratis) terjadi, positifnya itu akan menggerakan ekonomi di pedesaan begitu sudah ada di hilir untuk meng- offtake (hasil pertanian)," kata Arief.
"Jadi giat ekonomi itu pertanian kita akan banyak nandur, pupuk perlu, susu sapi, nanti kedepan impor sapi indukan ada dua, termasuk sapi perah, tapi harus di detailkan satu persatu," pungkasnya.
Aief merinci, kebutuhan biaya untuk merealisasikan program makan siang gratis tersebut terutama untuk pengadaan sarana dan prasarana penyimpanan bahan pangan , pengadaan bahan pangan, hingga pendistribusian. Mengingat, hingga saat ini produktivitas pertanian di Indonesia masih cukup terbatas, sehingga masih perlu pengadaan bahan pangan lebih untuk merealisasikan program makan siang gratis.
"Saya baru bertemu dengan tim beliau (Prabowo Subianto), sebenarnya kalau mau di eksekusi (program makan siang gratis) itu seperti apa, itu angkanya kurang lebih Rp500 triliun," ujar Arief saat ditemui dalam acara Nagara Institute dikutip, Jumat (23/2/2024).
Lebih lanjut, Arief menjelaskan pengadaan yang paling utama untuk merealisasikan program tersebut adalah gudang penyimpanan bahan pangan terlebih dahulu. Karena dengan program tersebut, perlu memastikan ketersediaan bahan pangan cukup dan tidak menimbulkan dampak kelangkaan di pasar.
Belum lagi, dikatakan Arief, ketika berbicara untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, maka penyediaan benih, ketersedian pupuk, pembukaan lahan baru juga harus dilakukan. Hal itu agar menekan jumlah impor pangan ketika ada peningkatan kebutuhan di dalam negeri.
Selain itu program susu gratis yang juga paralel dengan cita-cita mengentaskan stunting itu juga bakal membawa Indonesia untuk melakukan impor tambahan untuk sapi indukan dan sapi perah.
Akan tetapi, dikatakan Arief, program tersebut jika dijalankan bakal berdampak luas terhadap perekonomian para petani di dalam negeri. Sebab pemerintah bakal mencari lebih banyak bahan pangan yang bakal membuat petani makin giat untuk bertanam.
"Nanti kan Presiden terpilih kalau itu (makan siang gratis) terjadi, positifnya itu akan menggerakan ekonomi di pedesaan begitu sudah ada di hilir untuk meng- offtake (hasil pertanian)," kata Arief.
"Jadi giat ekonomi itu pertanian kita akan banyak nandur, pupuk perlu, susu sapi, nanti kedepan impor sapi indukan ada dua, termasuk sapi perah, tapi harus di detailkan satu persatu," pungkasnya.
(akr)