Catat Ya!, Mau Jokowi atau Bukan yang Jadi Presiden, Utang Akan Tetap Naik

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 11:46 WIB
loading...
Catat Ya!, Mau Jokowi...
Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR, Jumat (14/8/2020). Foto/humas MPR
A A A
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai utang Indonesia akan terus meningkat hingga akhir tahun. Pasalnya, pandemi virus Covid-19 akan terus terjadi hingga akhir tahun.

Selain itu, kenaikan utang sulit ditampik sebab pandemi membuat penerimaan negara menjadi anjlok, sedangkan belanja pemerintah untuk kebutuhan pembanguan dan kesehatan tetap harus dianggarkan. Jika tidak berutang, maka pembangunan tak akan berjalan.

Menurut Piter, dengan kondisi seperti itu, siapa pun yang menjadi presiden, kenaikan utang Indonesia akan tetap terjadi. Situasi serupa juga dialami oleh banyak negara lain di dunia.

"Utang akan meningkat terus kapan pun dan siapa pun presidennya. Kecuali jika kita seluruh rakyat Indonesia memang ingin belanja pemerintah hanya sebesar penerimaan. Artinya, tidak dilakukan berbagai proyek dan pembangunan yang lebih besar," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (14/8/2020). ( Baca juga: Jokowi: Jangan Merasa Paling Benar Sendiri )

Piter menambahkan, utang akan terus meningkat selama pemerintah masih memberikan stimulus pelonggaran pajak sebagai bagian dari bantuan kepada dunia usaha selama wabah. Di sisi lain, pemerintah masih memberikan banyak bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, memberikan bantuan penanggulangan wabahnya sendiri.

Dia menambahkan utang adalah konsekuensi dari defisit anggaran. Pasalnya, utang ini dilakukan dalam menganggarkan belanja yang lebih besar dari pada penerimaan pemerintah. Misalnya untuk pembangunan infrastruktur, atau juga untuk menanggulangi wabah sekarang ini,

"Maka defisit akan melebar dan utang semakin meningkat, termasuk di dalamnya utang luar negeri," tandasnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2020 tercatat sebesar USD408,6 miliar atau setara Rp6.078 triliun (kurs Rp14.874). Utang itu naik atau tumbuh tumbuh 5,0% (yoy).

Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1416 seconds (0.1#10.140)