Gandeng MNC Life, Groopy.id Gelar Seminar Bahas Inflasi Medis
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kandara Digita Kreatif (Groopy.id) menyelenggarakan seminar nasional dengan mengangkat tema Kenaikan Inflasi Medis : Apa Kabar Perusahaan, Rumah Sakit & Asuransi? bersama MNC Life di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
CEO Groopy.id Kuntoro Andri Priyanto menjelaskan, seminar ini diselenggarakan untuk membahas lebih lanjut soal nasib industri asuransi hingga rumah sakit, di tengah adanya inflasi medis pasca pandemi covid 19.
"Tujuan dari acara ini adalah kita mau mencari solusi , yang paling penting saat ini temanya adalah, kenaikan inflasi medis itu cukup memukul pelaku pasar," ujar Kuntoro.
Berdasarkan hasil riset Mercer Marsh Benefit (MMB) dalam Health Trends 2023 Medical Trend Rate atau biaya Kesehatan di Indonesia meningkat hingga 13,6 persen di 2023. Hal ini diprediksi lebih tinggi dari proyeksi Asia yang berada di angka 11,5 persen, dan melebihi inflasi keuangan Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,5 persen.
Kuntoro menjelaskan setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya inflasi medis di Indonesia saat ini yaitu, biaya pembayaran dokter yang tinggi, biaya investasi teknologi, dan meningkatnya biaya farmasi. Dalam menyikapi adanya inflasi medis tersebut, pihaknya mendorong pemerintah untuk segera melakukan standarisasi biaya antar rumah sakit.
Sebab saat ini antar rumah sakit satu dengan yang lainnya memiliki tarif yang timpang meski masih dalam penanganan kasus yang sama.
"Pertama melalui sinergi untuk melakukan standarisasi antar rumah sakit, karena antara rumah sakit A dengan penyakit yang sama, dengan rumah sakit B, itu disparitas harga nya cukup berbeda-beda, sekarang sedang dicari bagaimana bisa ditemukan standarisasi tarif di dunia kesehatan," sambungnya.
Sementara, Direktur Utama MNC Life, Risye Dillianti menambahkan Adanya inflasi kesehatan tersebut dikhawatirkan mengancam keberlangsungan bisnis asuransi, hingga rumah sakit kedepannya.
"Apabila klaim yang terjadi tinggi dan tidak sebanding dengan pendapatan premi yang diterima asuransi, maka akan berdampak pada masyarakat dan nasabah dan rumah sakit," lanjutnya.
Menyikapi adanya inflasi medis tersebut, Risye mengatakan MNC Life memiliki produk berupa telemedicine melalui MotionLife, yang diharapkan mampu menjadi solusi untuk menyikapi tingginya biaya medis yang ada saat ini.
Sehingga, untuk penyakit-penyakit dengan kategori ringan, maka bisa hanya dengan melakukan konsultasi daring atau rawat jalan dan tidak perlu melakukan rawat inap di rumah sakit. "Sehingga penyakit ringan yang bisa dilakukan telekonsultasi, melalui rawat jalan dan tidak harus ke rumah sakit itu bisa dilakukan melalui aplikasi kami," pungkas Risye.
CEO Groopy.id Kuntoro Andri Priyanto menjelaskan, seminar ini diselenggarakan untuk membahas lebih lanjut soal nasib industri asuransi hingga rumah sakit, di tengah adanya inflasi medis pasca pandemi covid 19.
"Tujuan dari acara ini adalah kita mau mencari solusi , yang paling penting saat ini temanya adalah, kenaikan inflasi medis itu cukup memukul pelaku pasar," ujar Kuntoro.
Berdasarkan hasil riset Mercer Marsh Benefit (MMB) dalam Health Trends 2023 Medical Trend Rate atau biaya Kesehatan di Indonesia meningkat hingga 13,6 persen di 2023. Hal ini diprediksi lebih tinggi dari proyeksi Asia yang berada di angka 11,5 persen, dan melebihi inflasi keuangan Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,5 persen.
Kuntoro menjelaskan setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya inflasi medis di Indonesia saat ini yaitu, biaya pembayaran dokter yang tinggi, biaya investasi teknologi, dan meningkatnya biaya farmasi. Dalam menyikapi adanya inflasi medis tersebut, pihaknya mendorong pemerintah untuk segera melakukan standarisasi biaya antar rumah sakit.
Sebab saat ini antar rumah sakit satu dengan yang lainnya memiliki tarif yang timpang meski masih dalam penanganan kasus yang sama.
"Pertama melalui sinergi untuk melakukan standarisasi antar rumah sakit, karena antara rumah sakit A dengan penyakit yang sama, dengan rumah sakit B, itu disparitas harga nya cukup berbeda-beda, sekarang sedang dicari bagaimana bisa ditemukan standarisasi tarif di dunia kesehatan," sambungnya.
Sementara, Direktur Utama MNC Life, Risye Dillianti menambahkan Adanya inflasi kesehatan tersebut dikhawatirkan mengancam keberlangsungan bisnis asuransi, hingga rumah sakit kedepannya.
"Apabila klaim yang terjadi tinggi dan tidak sebanding dengan pendapatan premi yang diterima asuransi, maka akan berdampak pada masyarakat dan nasabah dan rumah sakit," lanjutnya.
Menyikapi adanya inflasi medis tersebut, Risye mengatakan MNC Life memiliki produk berupa telemedicine melalui MotionLife, yang diharapkan mampu menjadi solusi untuk menyikapi tingginya biaya medis yang ada saat ini.
Sehingga, untuk penyakit-penyakit dengan kategori ringan, maka bisa hanya dengan melakukan konsultasi daring atau rawat jalan dan tidak perlu melakukan rawat inap di rumah sakit. "Sehingga penyakit ringan yang bisa dilakukan telekonsultasi, melalui rawat jalan dan tidak harus ke rumah sakit itu bisa dilakukan melalui aplikasi kami," pungkas Risye.
(nng)